Pabrik pengolahan bijih Tambang Emas Martabe.

JAKARTA – Meski baru efektif beroperasi mulai awal 2013, namun selama empat bulan pertama tahun ini Tambang Emas Martabe berhasil meraup pendapatan dari penjualan hingga USD 117,9 juta.  

Corporate Communications Senior Manager Tambang Emas Martabe, Katarina Hardono mengungkapkan, Kuartal I tahun 2013 merupakan rentang waktu operasi pertama dalam masa uji coba produksi  Tambang Emas Martabe. Meski kinerja pabrik pengolahan bijih masih terus ditingkatkan, namun produksi emas yang dihasilkan telah melebihi target. 

“Sepanjang Kuartal I-2013 telah dituangkan sebanyak 63.633 ounces emas  dan 244,383 ounces perak (1 ounces = 31,1 gram) sebagai hasil uji coba pabrik pengolahan bijih Tambang Emas Martabe. Dari situ, pendapatan yang diterima dari penjualan emas dan perak mencapai USD 117,9 juta,” ujarnya di Jakarta, Kamis, 25 April 2013.

Pada Kuartal I·2013, tambahnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga telah mengeluarkan Izin Operasi Produksi selama 30 tahun dibawah Kontrak Karya PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe.

Selain itu, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan juga telah menerbitkan Izin Pembuangan Air Sisa Proses ke Sungai Batangtoru untuk Proyek Pertambangan Emas Martabe PT Agincourt Resources.

“Biaya-biaya operasional selama kuartal ini sesuai dengan anggaran. Biaya produksi emas perusahaan berdasarkan Gold Institute Standard sejumlah USD 596 per ounce,” tutur Katarina.

Ia menambahkan, dalam waktu dekat akan dilakukan pengeboran sebagai bagian dari kegiatan eksplorasi berdasarkan Kontrak Karya di wilayah Pahae dan Tango Papa.

Ia juga menyebutkan, sepanjang empat bulan pertama di 2013, pencarian dan pengembangan sumber daya di sekitar deposit Purnama terus memberikan hasil-hasil positif. Upaya pengeboran awal yang dilakukan ke arah selatan dan timur deposit, telah menunjukkan simpangan pengeboran yang menjanjikan, yang hasilnya akan diumumkan pada kuartal berikutnya.

Tambang Emas Martabe terletak di sisi barat pulau Sumatera, Kecamatan Batang Toru, Propinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah 1.639 km2, di bawah Kontrak Karya generasi keenam (CoW) yang ditandatangani April 1997.

Tambang Emas Martabe kini telah memiliki sumberdaya 8,05 juta ounces (oz) emas dan 77 juta oz perak, serta ditargetkan mulai berproduksi pada awal 2013, dengan kapasitas per tahun sebesar 250.000 oz emas dan 2-3 juta oz perak berbiaya rendah.

Pemegang saham Tambang Emas Martabe adalah G-Resources Group Ltd sebesar 95 persen, dan pemegang 5 persen saham lainnya adalah PT Artha Nugraha Agung, yang 70 persen sahamnya dimiliki Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan 30 persen dimiliki oleh Pemerintah Propinsi Sumatra Utara. 

Dua ribu orang saat ini bekerja di Tambang Emas Martabe, 70 persennya direkrut dari masyarakat di empat belas desa di sekitar tambang.

Martabe akan menjadi standar acuan bagi G-Resources untuk menjalankan bisnisnya di Indonesia dan di wilayah lainnya, dan terus bertumbuh dengan tetap mengutamakan keselamatan kerja, kelestarian lingkungan, dan pengembangan komunitas. 

(Abraham Lagaligo/abrahamlagaligo@gmail.com)