JAKARTA– PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia, dua perusahaan pertambangan batubara anak usaha PT Bumi Resoruces Tbk (BUMI), emiten batubara dalam kelompok usaha Bakrie, mencatatkan penurunan pendapatan hingga akhir September 2017 dibandingkan periode sama 2016.

Berdasarkan laporan keuangan Bumi Resources (unaudit) yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia, KPC mencatatkan pendapatan sepanjang kuartal III 2017 sebesar US$ 2,85 miliar. Raihan pendapatan ini turun dibandingkan periode sama 2016 yang tercatat sebesar US$ 3,03 miliar.

Arutmin Indonesia juga mencatatkan penurunan pendapatan dari sebelumnya US$ 737,57 juta pada periode Januari-September 2016 menjadi US$ 724,98 juta pada periode sama 2017.

Sementara itu, kewajiban perusahaan terdapat perbedaan. KPC menunjukkan peningkatan kewajiban dari US$ 622,68 juta kewajiban jangka pendek dan US$ 338,15 juta kewajiban jangka panjang pada periode hingga akhir September 2016, naik menjadi US$ 701,73 juta kewjiban jangka pendek dan US$ 319,29 juta kewajiban jangka panjang pada periode hingga akhir September 2017.

Sedangkan Arutmin punya kewajiban berbeda. Ada penurunan kewajiban jangka pendek dari US$ 1,29 miliar pada akhir September 2016 menjadi US$ 1,065 miliar. Namun, kewajiban jangka panjang naik dari US$ 162,37 juta menjadi US$ 166,29 juta.

Laporan keuangan Bumi Resources periode Januari-September 2017 juga menunjukkan, kas dan bank KPC naik dari US$ 75,09 juta menjadi US$ 97,38 juta. Sementara kas dan bank Arutmin turun dari US$ 35,37 juta menjadi US$ 21,82 juta.

Di sisi lain, PT Darma Henwa Tbk (DEWA), yang 39,29% sahamnya dimiliki Bumi Resources, juga menunjukkan penurunan pendapatan. Hingga kuartal III 2017, Darma Henwa hanya mencatatkan pendapatan US$ 189,9 juta, turun dibandingkan periode sama tahun lalu US$ 259,09 juta.  Sedangkan  kas dan bank Darma Henwa juga turun dari US$ 21,7 juta menjadi hanya US$ 8,17 juta. Sedangkan total kewajiban perusahaan naik dari total US$ 155 juta menjadi US$ 162 juta. (DR)