JAKARTA – Koordinasi yang lemah antar kementerian menjadi salah satu faktor utama tidak optimalnya pemanfaatan gas untuk energi. Salah satu bukti nyata lemahnya koordinasi tersebut adalah dengan implementasi program Bahan Bakar Gas (BBG) yang jalan ditempat.

Tumiran, Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), mengatakan sektor yang ada di tanah air cenderung berjalan sendiri-sendiri, sehingga kebijakan yang ada tidak maksimal.

“Misalnya pemanfaatan gas untuk transportasi tidak berjalan. Kewajiban setiap SPBU ada nozzle gas seharusnya Kementerian Perindustrian support program tersebut,” kata Tumiran di sela-sela seminar Indonesia Gas Society bertajuk LNG to Power di Jakarta, Senin (16/10).

Menurut Tumiran, akselerasi diperlukan di masing-masing kementerian, tidak hanya di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Perindustrian, namun juga Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Keuangan.

“Perannya apa saja, masing-masing sektor seharusnya ada aksi,” tegas dia.

Tumiran menegaskan sumber daya gas di tanah air masih sangat berlimpah, pekerjaan rumah terberat sekarang adalah bagaimana mendistribusikan sumber tersebut ke berbagai wilayah dan sektor yang membutuhkan.

Selain transportasi, sektor industri menjadi sektor yang seharusnya bisa menyerap banyak gas, baik melalui PT PLN (Persero) dalam bentuk energi listrik ataupun langsung disalurkan sebagai bahan baku. Disisi lain, pemerintah tidak boleh lengah dan membiarkan asing masuk untuk memasok gas yang sebenarnya sudah tersedia.

Menurut Tumiran, banyak negara lain yang sudah membidik Indonesia sebagai pangsa pasar potensial sebagai konsumen gas. Selain karena permintaan gas kedepan dipastikan akan terus meningkat, ketersediaan pasokan gas juga harus bisa dipastikan.

“Kita cukup lama menjadi pelaku usaha di LNG, tapi belum mampu penuhi kebutuhan dalam negeri. Jadi jangan beri ruang yang ada untuk pemain luar,” tegas dia.

Achmad Widjaja, Wakil Ketua Komite Tetap Kadin Bidang Industri Hulu dan Petrokimia menegaskan selama ini pemerintah tidak berani tegas menjalankan kebijakan. Padahal jika mau, pemanfaatan gas bisa lebih optimal, khususnya dalam penggunaan LNG.

“Fokus kedepan adalah pemakaian gas diganti ke bentuk LNG. Saat ini gas melimpah, tapi harga tidak turun, harusnya banyak tersedia gas, harga juga turun,” kata Widjaja.(RI)