JAKARTA – PT Chevron Pacific Indonesia menjanjikan peningkatan produksi blok Rokan, Riau naik dua kali lipat, jika kontraknya yang akan habis pada 2021 diperpanjang. Enhance Oil Recovery (EOR) Surfaktan akan menjadi andalan untuk merealisasikan target produksi di Rokan.

Djoko Siswanto, Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan di Indonesia baru Chevron yang sukses melakukan metode EOR steamflood di lapangan Duri, Blok Rokan

“Kalau dia naikin (produksi minyak) dua kali bisa sampai sekitar 500 ribu barrel oil per day (BOPD). Duri steamflood itu kan produksinya bisa naik dua kali lipat dari produksi peak dengan steamflood bisa peak lagi. Satu-satunya yang pengalaman ya Chevron,” kata Djoko di Kementerian ESDM Jakarta, Kamis (7/6).

Hingga 31 Mei 2018, Chevron masih menjadi kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) teratas untuk urusan kontribusi produksi minyak yang ditopang dari produksi blok Rokan. Data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) menyebutkan realisasi produksi Rokan mencapai 212,3 ribu BOPD.

Menurut Djoko, Chevron menjanjikan akan melakukan metode EOR surfaktan secara full scale dalam draft proposal pengajuan kontrak blok Rokan.

“Yang saya dengar terakhir proposal Chevron itu dia akan lakukan EOR secara full scale. Dia bilang ada teknologi baru. Teknologi baru itu tingkatkan EOR dengan full scale,” ungkap dia.

Kontrak Chevron di blok Rokan akan habis pada 2021 mendatang. Namun pemerintah memiliki strategi baru untuk mencegah penurunan produksi pada masa terminasi dan transisi saat kontrak habis sehingga keputusan kontrak baru ditetapkan jauh sebelum kontrak berakhir. Pemerintah menargetkan pengelola blok Rokan diputuskan pada Juli 2018.

Djoko mengatakan sejak awal Chevron  berambisi untuk melanjutkan kontrak di Rokan Bahkan proposal telah disodorkan, namun masih menggunakan skema cost recovery. Seiring dengan adanya aturan baru maka Chevron diminta kembali mengajukan proposal baru yang menggunakan gross split. Saat ini pemerintah sedang menantikan proposal detail dari Chevron.

KKKS yang berminat mengelola blok Rokan harus bisa menyerahkan proposal yang memuat berbagai kriteria yang disyaratkan pemerintah.

“Programnya harus menguntungkan negara. Kriterianya gampang, satu meningkatkan produksi, minimum mempertahankan. Kedua signature bonus,” kata dia.

Apabila nanti proposal Chevron dianggap kurang memuaskan maka kesempatan berikutnya akan langsung diberikan ke PT Pertamina (Persero) yang sudah terang-terangan menyatakan tertarik mengelola  blok Rokan.

“Minat (Pertamina) proposal lengkapnnya nanti, setelah Chevron. Proses Chevron dulu,selesai baru Pertamina. Chevron misalnya bayar signature bonus US$ 1 billion. You (Pertamina) berani tidak bayar US$ 2 miliar?,” tandas Djoko.(RI)