JAKARTA – PT Pertamina (Persero) membatalkan rencana ekspor solar seiring peningkatan konsumsi di dalam negeri. Stok solar Pertamina yang semula diprediksi surplus kini justru menurun. Muchamad Iskandar, Direktur Pemasaran Pertamina, mengatakan pertumbuhan industri pertambangan menjadi pemicu peningkatan konsumsi solar.

“Solar masih untuk kebutuhan domestik karena batu bara mulai hidup. Stok sudah menurun, bulan kemarin yang kita prediksi surplus ternyata tidak terjadi,” kata Iskandar saat ditemui di Gedung DPR, Selasa (10/10).

Iskandar mengatakan izin ekspor sudah dipegang Pertamina untuk mengantisipasi kelebihan pasokan karena stok solar Pertamina sempat menyentuh untuk kebutuhan selama 26 hari. Padahal kapasitas maksimalnya hanya bisa menampung stok sampai 30 hari.

“Sekarang level stok turun dari 26 hari ke 22 hari kemarin, kalau sudah mentok 30 hari daya tampung tidak ada. Tapi ternyata malah konsumsi meningkat bagus, stok operasi kita sebenarnya 20 hari kan cukup, sekarang 22 hari,” ungkap Iskandar.

Saat ini volume konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar rata-rata mencapai 60 ribu kiloliter (KL) per hari, atau sekitar 1,23 juta KL. Padahal sebelumnya stok solar sempat menyentuh 1,87 juta KL. Dengan perincinan solar PSO atau penugasan 40 ribu KL per hari dan 20 ribu non PSO per hari.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya telah memberikan izin ekspor BBM jenis solar kepada Pertamina sejak Agustus lalu. Izin ekspor tersebut berlaku selama enam bulan, yang nantinya juga bisa diperpanjang tergantung kebutuhan. Nantinya jika solar berlebih, ekspor pun dilakukan melalui tahapan lelang.(RI)