JAKARTA– Kinerja PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), perusahaan energi terintegrasi yang kini merambah sektor pertambangan mineral dan batubara, berpotensi meningkat setelah perusahaan mengakuisisi PT Newmont Nusa Tenggara dan berencana mengakuisisi 40% kepemilikan saham Blok B South Natuna di Kepulauan Riau  yang dikuasai ConocoPhillips. Saat mengakuisi  82,2% saham Newmont, Medco menggelontorkan dana sekitar US$ 2,6 miliar dan diperkirakan mengucurkan dana sedikitnya US$ 500 juta untuk mengakuisisi saham Conoco di Natuna Blok B.

Melihat posisi laporan keuangan Medco Energi hingga kuartal I 2016, perseroan sejatinya tak cukup memiliki dana untuk mengakuisisi ladang migas Conoco di Natuna. Pasalnya, Medco hanya memiliki kas dan setara kas sebesar US$ 400,47 juta, turun dibandingkan periode 31 Desember 2015 sebesar US$ 463,17 juta.  Di sisi lain, total utang perseroan hingga Maret 2016 tercatat US$ 2,2 miliar, turun dibandingkan periode 31 Desember 2015 sebeasr US$ 2,21. Utang terbesar perseroan adalah pinjaman bank senilai US$ 833,7 juta dan utang obligasi rupiah US$ 262,98 juta.

Beruntung Medco masih beroleh kepercayaan dari lembaga keuangan untuk mendanai aksi korporasi tersebut.  Hal ini dimungkinkan karena posisi aset perusahaan yang mencapai lebih dari US$ 2 miliar dan juga reputasi perusahaan. Apalagi, khusus untuk akuisisi saham Newmont, Medco juga mendapat dukungan dari AP Investment, perusahaan yang dimiliki oleh Agus Projosasmito dan tiga bank nasional, yaitu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Namun, manajemen Medco Energi tidak menyebutkan nilai pendanaan berikut skema kredit yang dikucurkan oleh ketiga bank pelat merah tersebut.

Performa keuangan Medco Energi hingga kuartal I 2016 memang cukup menjanjikan. Kinerja keuangan perusahaan yang didirikan oleh pengusaha nasional Arifin Panigoro ini berbalik 180 derajat. Pada periode hingga akhir Maret 2016, Medco mencatatkan laba bersih US$ 10,21 juta, berlawanan  dari rugi bersih US$ 43,6 juta pada periode sama tahun lalu. Peningkatna laba bersih didorong kenaikan penjualan yang naik 13,23% dari US$127,71 juta pada tiga bulan pertama tahun lalu.

Dalam pos tersebut, penjualan minyak dan gas neto, yang merupakan kontributor terbesar, naik 13,87 persen menjadi US$130,71 juta pada kuartal I 2016, dari US$114,78 juta pada periode yang sama tahun lalu. Selain itu, Medco Energi juga mencatatkan pendapatan dari sewa sebesar US$4,05 juta dalam tiga bulan pertama 2016. Padahal, di periode yang sama tahun lalu, pos tersebut tidak ada.

Akuisisi Natuna

Medco sebelumnya santer disebut-sebut bakal mengakuisisi kepemilika saham ConocoPhillips di Blok B South Natuna. Kantor berita Reuters pada Jumat (16/9) menyatakan, Medco akan mengambilalih  40% saham ConocoPhillips di blok bagi hasil minyak dan gas di perairan Natuna itu. Akuisisi Medco terhadap kepemilikan saham conocoPhillips di blok lepas pantai barat laut Pulau Kalimantan itu bakal menjadi transaksi kedua terbesar pascaakuisisi Newmont.

Meski belum disebutkan nilai akuisisi tersebut, Medco dikabarkan segera mengumumkan akuisisi kepemilikan blok lepas pantai Natuna itu. Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, blok tersebut diperkirakan menghasilkan minyak sebesar 19.279 barel per hari dan gas 185,7 juta kaki kubik per hari.

Hilmi Panigoro, Direktur Utama Medco Energi, menyatakan pada Senin (19;/9) ini  pihaknya akan mengumumkan secara resmi aksi korporasi besar perusahaan. Dunia-Energi memperkirakan, aksi korporasi yang akan diumumkan oleh Medco Energi tersebut terkait akuisisi 40% saham Conoco di Blok B South Natuna.Langkah akuisisi ini tentu saja bakal meningkatkan portofolio perusahaan dan menjadikan Medco sebagai perusahaan migas swasta terbesar nasional saat ini.  (dr)