JAKARTA – Kinerja pemerintah di sektor energi dan sumber daya mineral yang melampaui target yang ditetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016 dinilai bukan menjadi indikator keberhasilan. Pasalnya target yang dipatok terus menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Harry Poernomo, Anggota Komisi VII DPR, menegaskan kinerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memang melebihi target APBN, namun hasil tersebut dicapai karena pemerintah juga menurunkan targetnya setiap tahun.
“Capaian tidak perlu diapresiasi terlalu tinggi, memang melebihi target. Masalahnya target yang dicanangkan kan terus turun,” kata Harry dalam rapat kerja Komisi VII DPR dengan Kementerian ESDM, Senin (30/1).

Kinerja capaian sektor energi terutama di sektor minyak dan gas memang sukses mencapai target, bahkan melebihi target yang sudah disepakati antara pemerintah dengan DPR. 

Ignasius Jonan, Menteri ESDM, mengungkapkan capaian kinerja di sektor migas dengan kapasitas kilang 1.169 ribu BOPD atau mencapai 100,2 persen dari target dan produksi siap jual (lifting) minyak 829 ribu BOPD atau 101,1 persen dari target.
“Lifting gas 1.184 ribu BOEPD atau 103,0 persen dari target. Pada 2017 targetnya 1.250 BOEPD,” kata Jonan. 

Selain itu  untuk pengembangan infrastruktur, tercatat ada penambahan jaringan gas yang juga melebihi target.  Sepanjang 2016, ada tambahan jargas 88.915 ribu tambahan sambungan rumah tangga atau 101 persen dari target. Dan alokasi gas domestik yang 59 persen dari total produksi gas mencapai 97 persen.
Untuk sektor mineral dan batubara, produksi batubara mencapai 434 juta ton atau atau 103,6 persen dari target. Serta DMO mencapai  105,2 persen dari target atau sebesar 90,5 juta ton. Serta luas reklamasi lahan tambang 6.700 hektar. “Hanya pembangunan smelter yang tidak mencapai target. Pembangunan smelter dua unit atau sebesar 50 persen dari target,” kata Jonan.

Untuk sektor ketenagalistrikan rasio elektrifikasi dalam akhir 2016 mencapai 91,16 persen atau sedikit melebihi target. Sektor energi baru terbarukan, proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan PLTMH mencapai 100 persen atau 282,5 megawatt (MW).(RI)