JAKARTA-Kinerja operasional dan finansial PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), emiten pertambangan batubara, sepanjang tahun ini diperkirakan bakal mencorong, lebih baik dibandingkan tahun lalu. Performa positif tersebut diperlihatkan pada kuartal I 2017 dengan membukukan laba bersih sebesar US$24 juta atau meroket 700% dari perolehan laba bersih pada kuartal I 2016 yang hanya sebesar US$3 juta ditopang peningkatan pendapatan akibat kenaikan harga batubara.

Pendapatan bersih perseroan pada kuartal I 2017 mencapai US$ 181 juta, naik 43% dibandingkan periode sama tahun lalu. Menurut manajemen perseroan, peningkatan pendapatan itu sebagai hasil dari peningkatan volume dan harga jasa penambangan yang lebih tinggi akibat pulihnya harga batu bara.

Perolehan laba bersih pada kuartal I 2017 tersebut merupakan laba bersih tertinggi yang pernah dicatatkan dalam sejarah Delta Dunia Makmur maupun anak usahanya PT Bukit Makmur Mandiri Utama, yang bergerak di jasa tambang.
Sharlita Malik, Analis Samuel Sekuritas, memproyeksikan kinerja Delta Dunia bertumbuh lebih pesat dalam beberapa kuartal ke depan, seiring ekspektasi kondisi cuaca lebih baik hingga penghujung tahun ini. Pertumbuhan pendapatan dan laba bersih Delta Dunia sepanjang kuartal I 2017 sudah sesuai dengan perkiraan Samuel Sekuritas dan konsensus analis.

“Perolehan pendapatan perseroan setara dengan 25% dari estimasi pendapatan tahun ini. Sedangkan laba bersih merefleksikan 27% dari target perolehan laba bersih sepanjang tahun ini,” ujar Sharlita dalam riset yang diterbitkan di Jakarta, pekan lalu.

Menurut Sharlita, pertumbuhan pesat kinerja keuangan tersebut merupakan buah dari lonjakan kontrak baru yang sudah dimenangkan perseroan sepanjang tahun lalu. Kenaikan kontrak tersebut tentu berdampak terhadap peningkatan volume pengupasan lapisan tanah (overburden removal ) bisnis kontraktor pertambangan batubara perseroan sebesar 36% menjadi 83,2 juta bcm sepanjang kuartal I 2017.

“Kenaikan tersebut juga berdampak terhadap peningkatan ekstraksi maupun produksi batubara perseroan sekitar 31% menjadi 10,2 juta ton,” katanya.

Manajemen Delta Dunia tahun ini memproyeksikan kenaikan kontrak 10% menjadi 319 juta ton batu bara. Errinto Pardede, Direktur & Sekretaris Perusahaan Delta Dunia Makmur, mengatakan perseroan masih berhati-hati dalam menghadapi kenaikan harga batu bara.

Kontrak baru yang ditargetkan tahun ini berasal dari klien eksisting dan pelanggan baru. Rerata kontrak pertambangan dari pelanggan perseroan di atas 3 tahun.

PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) mengantongi dua kontrak jasa pertambangan dengan PT Adaro Energy Tbk (ADRO), dan PT Angsana Jaya Energy. Kedua kontrak tersebut mencapai US$493 juta, setara denagn Rp6,5 triliun.
Kontrak dari Adaro berupa perubahan jasa pertambangan Pit Paringin di tanjung Tabalong, Kalimantan Selatan, dengan jangka waktu hingga 2022. Kontrak senilai Rp5,7 triliun tersebut terdiri dari 223 juta bcm pengupasan dan volume batu bara 31,8 juta ton.

Sementara itu, kontrak AJE sebagai pelanggan baru, beroperasi di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, hingga 2018. Kontrak senilai Rp862 miliar tersebut terdiri atas overburden removal 19 juta bcm dan volume batu bara 6,3 juta ton. (dr)