JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) menyetujui pembangunan Kilang LNG Tangguh Train 3 dengan memberikan dokumen proyek pembangunan ke BP Tangguh Berau Ltd.

Sudirman Said, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan dengan realisasi pembangunan Kilang TangguhTrain 3 negara berpotensi mendapat tambahan penerimaan sebesar US$9,3 miliar.

“Selain itu, sekitar US$1,3 miliar nilai dari barang dan jasa yang dipasok dari dalam negeri. ni tentu meningkatkan pendapatan perusahaan nasional,”  kata Sudirman, Jumat (1/7).

Proyek Kilang Tangguh Train 3 diproyeksikan menyumbang tambahan 3,8 million tons per annum (mtpa) terhadap kapasitas produksi Kilang LNG Tangguh, sehingga total kapasitas kilang akan menjadi 11,4 mtpa.

Investasi proyek yang dioperasikan dan mayoritas sahamnya dimiliki BP Tangguh Berau Ltd itu sekitar US$8 miliar. Proyek ini mencakup tiga blok wilayah kerja, yakni Berau, Muturi dan Wiriagar. Train 3 menambah 2 anjungan lepas pantai, 13 sumur produksi baru, dermaga LNG baru, dan infrastruktur pendukung lainnya.

Amien Sunaryadhi, Kepala SKK Migas, mengungkapkan proyek Tangguh Train 3 sudah disiapkan cukup lama dan telah mengalami perubahan nilai investasi. Jika sebelumya dala, plan of development (PoD) nilai investasinya US$ 12 miliar, tapi realisasi setelah tender terlaksana itu diperkirakan turun menjadi US$ 8 miliar. “Operasi diharapkan dapat dimulai pada 2020,” tukas Amien.

Proyek Kilang LNG Tangguh Train-3 dioperasikan oleh BP Berau Ltd sebagai kontraktor mitra utama SKK Migas yang memegang saham mayoritas, yakni 37,16%. Terdapat enam kontraktor mitra Tangguh lainnya yang digandeng BP, yakni: MI Berau BV (16,30%), CNOOC Muturi Ltd (13,90%), Nippon OilExploration (Berau) Ltd (12,23%), KG Berau/KG Wiriagar (10,00%), IndonesiaNatural Gas Resources Muturi Inc (7,35%), dan Talisman Wiriagar OverseasLtd (3,06%).(RI)