JAKARTA – PT Pertamina (Persero) berharap kebijakan pemerintah yang kembali mewajibkan penyaluran Premium tidak akan mempengaruhi rencana dan roadmap pengembangan kilang minyak yang kini sedang dikerjakan.

Nicke Widyawati, Pelaksana Tugas Direktur Utama Pertamina, mengatakan tujuan pengembangan kilang Pertamina adalah menghadirkan bahan bakar dengan kualitas lebih baik dari kondisi saat ini.

“Strategi pengembangan kilang Pertamina nantinya bakal banyak Euro IV, Euro V. Dengan kebijakan Premium masih, terganggu enggak? Produk lain kan masih diperlukan,” ungkap Nicke saat ditemui di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jakarta, Jumat (22/6).

Menurut Nicke, ketersediaan produk selain Premium masih sangat diperlukan. Ini bisa dilihat dari peningkatan konsumsi BBM jenis Pertamax. Apalagi mobil baru yang diproduksi kedepan sudah tidak bisa menerima BBM berkualitas rendah.

“Kemarin Pertamax juga peningkatannya tinggi. Jadi tetap demand ada. Semua produk itu masing-masing tetap ada. Kalau mobil-mobil baru sekarang kan Euro IV kan minimal,” ungkap Nicke.

Pemerintah telah menerbitkan revisi Peraturan Presiden (Perpres) 191 Tahun 2014 dengan menerbitkan Perpres 43 Tahun 2018 yang mewajibkan penyaluran Premium ke seluruh wilayah Indonesia, termasuk Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) yang sebelumnya tidak diwajibkan.

Menurut Nicke, penambahan wilayah distribusi sesuai beleid terbaru itu tidak serta merta langsung meningkatkan konsumsi Premium secara signifikan.

“Itu kan tambahan ya, sedangkan kalau kami lihat kilang yang memproduksi Euro IV dan Euro V masih sedikit,” kata dia.

Adiatma Sardjito, Vice President Corporate Communication Pertamina, menambahkan penyiapan BBM dengan kualitas lebih baik sejalan dengan program pemerintah di industri otomotif yang sudah mengeluarkan aturan untuk produksi mobil dengan kemampuan menyerap BBM jenis Euro IV.

“Aturan 1 Oktober harus Euro IV, kalau sudah Euro IV tidak bisa isi Euro II. Kalau sudah mengeluarkan Euro IV (mobil), bahan bakar dari mana coba,” tandas Adiatma.(RI)