JAKARTA– Jajaran direksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), anak usaha PT Inalum (Persero) di sektor pertambangan mineral logam, mencatatkan kinerja mengagumkan sepanjang kuartal I 2018. Betapa tidak? Antam membukukan penjualan sebesar Rp5,73 triliun, naik 247% dibandingkan penjualan bersih unaudited pada kuartal I 2017 sebesar Rp1,65 triliun.

Laba bersih juga meroket 3.603% dari Rp6,63 miliar menjadi Rp 245,68 miliar (unaudited). Artinya, realisasi laba bersih tahun lalu yang ‘cuma’ Rp136 miliar, terlampaui hanya dalam satu kuartal saja pada 2018. Padahal, masih ada tiga kuartal lagi tahun ini yang sejatinya pendapatan dan laba bersih perusahaan bakal terdongkrak.

“Kami memproyeksikan keuntungan dari penjualan emas pada 2018 sekitar Rp450 miliar. Total penjualan sekitar Rp22 triliun dengan laba bersih sekitar Rp500 miliar-Rp1 triliun,” ujar Arie Prabowo Ariotedjo, Direktur Utama Antam di Jakarta, Selasa (5/6).

Direktur Utama PT Antam Tbk Arie Prabowo Ariotedjo dan Direktur Pengembangan Sutrisno S Tatetdagat (Foto: Tatan A Rustandi/Dunia-Energi)

Harapan Arie bahwa keuntungan penjualan emas sepanjang tahun ini bukan sekadar mimpi di siang bolong. Kinerja operasional dan produksi Antam di bawah kepemimpinan Arie juga sangat moncer. Hingga akhir Mei 2018, penjualan emas Antam tercatat sebesar 12,8 ton atau rata-rata 2,56  ton tiap bulan sepanjang Januari-Mei. “Kami memproyeksikan penjualan emas tahun ini 24  ton, naik dibandingkan 2017 sebesar 13 ton maupun 2016 sebanyak 9  ton,” jelas Arie.

Menurut dia, peningkatan volume penjualan emas Antam sejalan dengan upaya perusahaan untuk terus berupaya memperluas pasar serta inovasi produks emas Logam Mulia.

Pada Februari 2018, Antam menjadi bagian dalam kerja sama perdagangan Indonesia dan Jepang melalui pendatanganan nota kesepahaman dengan MKK Co Ltd terkait perluasan cakupan penjualan dan pembelian emas di Jepang.

“Kami juga melakukan inovasi produk melalui penjualan produk emas batangan bermotif ‘Hello Kitty’ ke Jepang, inovasi produk emas batik dan emas batangan tematik seperti edisi Idul Fitri, Tahun Baru Imlek dan Natal,” ujarnya.

Menurut dia, optimalisasi perluasan pasar emas berdampak pada pendapatan selama Kuartal I 2018 sebesar Rp4,09 triliun. Capaian penjualan ini naik 253% dibandingkan pendapatan pada periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,16 triliun.

Komoditas emas merupakan kontributor terbesar atau 72% dari total penjualan perusahaan sebesar Rp5,73 triliun. Sisanya disumbang dari penjualan feronikel (17% ), bijih nikel (10%) dan bauksit dan batubara (1% ).

Arie juga menjelaskan, seiring dengan strategi pengembangan pasar emas baik domestik maupun ekspor, Antam menargetkan produksi emas tahun ini dari tambang Pongkor di Bogor, Jawa Barat dan Cibaliung, Banten, bisa mencapai dua ton.

“Dari tambang Pongkor produksi emas ditargetkan bisa mencapai 1,2 ton dan Cibaliung sekitar 800 kilogram. Sedangkan realisasi produksi hingga akhir Mei dari kedua tambang mencapai 901 kilogram,” katanya. (DR)