JAKARTA– PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero) yang merupakan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) di bawah supervisi dan koordinasi SKK Migas, mencatatkan produksi minyak dan gas bumi cukup positif sepanjang Januari hingga 15 Mei 2018. Nanang Abdul Manaf, Presiden Direktur PT Pertamina EP, mengatakan hingga pertengahan Mei, Pertamina EP (PEP) memproduksi sebesar 256.619 barrel oil equivalent per day (BOEPD).

“Capaian produksi tersebut melewati target dalam RKAP 2018 sebesar 249.601 BOEPD atau sekitar 101,61%,” ujar Nanang saat buka puasa bersama dengan para editor media massa nasional di Jakarta, Kamis (24/5).

Nanang menjelaskan, realisasi produksi tersebut terdiri atas produksi minyak sebesar 76.309 barel oil per day (BOPD) atau 96,26% dari target sebesar 79.275 BOPD. Sedangkan produksi gas mencapai 1.027,29 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). “Produksi gas hingga pertengahan Mei 2018 mencapai 104,10% dari target sebesar 986,82 MMSCFD,” ujarnya.

Pertamina EP Asset 5, unit bisnis Pertamina EP yang berbasis di Balikpapan, Kalimantan Timur memberi kontribusi terbesar produksi minyak, yaitu 18.369 BOPD. Produksi ini berasal dari lima field yang berada di bawah pengelola Pertamina EP Asset 5, yaitu Sangatta Field, Bunyu Field, Tanjung Field, Sangasanga Field, dan Tarakan Field. Kontributor terbesar kedua adalah Pertamina EP Asset 2 yang  bermarkas di Prabumulih, Sumatera Selatan, sebesar 17.051 BOPD.  “Pasokan minyak tersebut berasal dari empat field di Pertamina EP Asset 2, yaitu Prabumulih Field, Pendopo Field, Limau Field, dan Adera Field,” ujarnya.

Sementara itu, produksi gas nomor satu berasal dari Pertamina EP Asset 2. Total gas yang dihasilkan sebesar 442 MMSCFD, jauh lebih tinggi dibandingkan kontribusi dari Pertamina EP Asset 3 yang berbasis di Cirebon, Jawa Barat sebesar 292 MMSCFD. Pasokan gas Pertamina EP Aset 3 berasal dari tiga field, yaitu Tambun Field, Subang Field, dan Jatibarang Field.

“Untuk mempertahankan dan bahkan meningkatkan produksi migas, kami telah menyelesaikan program pemboran dan work over (WO) serta melaksanakan program rencana kerja operasi sumur. Selain itu, kami juga melakukan rencana pemulihan (recovery plan) untuk mencapai target produksi,” katanya.

Untuk mencapai target produksi minyak tahun ini sebesar 83 ribu barel per hari dan produksi gas sekitar 1.000 MMSCFD, manajemen PEP mengalokasikan  belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$ 330 juta. Manajemen PEP juga mengalokasikan belanja operasi (operational expenditure/opex) sebesar US$ 1.648 juta. “Dana itu dialokasikan untuk kegiatan eksplorasi, pengembangan, produksi, serta General & Administration (G&A),” ujarnya.

Hingga pertengahan Mei 2018, Pertamina EP telah merealisasikan belanja modal (capex) sebesar US$ 122 juta, terutama untuk pemboran sebesar US$ 83 juta dan US$ 39 juta  untuk surface facilities (pembangunan, upgrading, dan overhaul). Sedangkan realisasi opex sebesar US$ 359 juta, terutama digunakan untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan, antara lain kegiatan eksplorasi dan eksploitasi. (DR)