JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menggandeng ENI S.p.A untuk mengembangkan kilang ramah lingkungan. Selain itu, peluang bisnis perdagangan, baik migas maupun produk lainnya juga dijajaki kedua perusahaan.

Rini Soemarno, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), mengatakan melalui kerja sama dengan ENI, Pertamina akan mengembangkan bahan bakar yang ramah lingkungan.
“Sekaligus mendorong BUMN agar lebih aktif lagi dalam mengembangkan energi baru dan terbarukan,” kata Rini disela penandatangan kerja sama Pertamina dan ENI di Porto Marghera, Venesia, Italia, Jumat (21/9).

Setelah beroperasi di sektor hulu, ENI kini digandeng Pertamina untuk mengembangkan sektor hilir migas.

Penandatanganan dilakukan Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina dan Giuseppe Ricci sebagai Chief Refining and Marketing Officer ENI S.p.A.

ENI sejak 2001 beroperasi di Indonesia dengan melakukan eksplorasi dan produksi di lapangan Jangkrik yang telah beroperasi mulai 2017 dengan kepemilikan di Blok Muara Bakau sebesar 55%.

Nicke mengatakan kerja sama Pertamina dengan ENI merupakan bagian dari komitmen perseroan dalam menyediakan bahan bakar ramah lingkungan sekaligus mengoptimalkan sumber daya alam dalam negeri untuk menciptakan ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan energi nasional.

ENI dijajaki sebagai partner karena keberhasilannya dalam melakukan konversi kilang konvensional menjadi biorefinery di Porto Maghera pada  2014 serta menjadi yang pertama di dunia.

“Hal yang sama akan kami jajaki kemungkinannya untuk pengembangan kilang di Dumai dan Plaju, mengingat kilang tersebut berdekatan dengan sumber bahan baku greenfuel, yaitu kelapa sawit, dan dalam hal ini sebagai bentuk sinergi BUMN, Pertamina juga akan menjalin kerja sama dengan PTPN,” ungkap Nicke dalam keterangan tertulisnya.

Kerja sama dengan ENI dalam rangka pengembangan kilang ramah lingkungan ini juga sejalan dengan komitmen Pertamina dalam menjalankan program penyaluran B20 dari pemerintah.

“Selain menjajaki kerja sama dengan ENI dalam pengembangan kilang, kami juga akan menjajaki kerja sama dengan PTPN untuk supply kelapa sawit sebagai bahan baku greenfuel, agar bahan bakar yang dijual tetap affordable bagi masyarakat Indonesia,” kata Nicke.(RA)