JAKARTA – PT Pertamina (Persero)  masih memfinalisasi kontrak pengelolaan lapangan minyak Mansouri (Bangestan-Asmari), Iran. Penandatanganan kontrak ditargetkan bisa terealisasi April 2018.

Syamsu Alam, Direktur Hulu Pertamina, mengatakan Pertamina tidak berencana mengelola sendiri lapangan di Iran. Sesuai strategi perusahaan, pengelolaan akan dilakukan bersama mitra. Namun National Iranian Oil Company (NIOC) tetap menginginkan Pertamina menjadi operator, meskipun sharedown atau pembagian hak partisipasi ditentukan bersama mitra.

“Yang pasti Iran meminta kami  sebagai operator,” kata Syamsu di Jakarta, Senin (12/3).

Pertamina akan membagi hak partisipasi pengelolaan lapangan Mansouri setelah 20% diberikan kepada perusahaan lokal Iran. Artinya sisa saham sebanyak 80% yang akan dibagi dengan mitra nantinya.

“Porsinya kami berapa? Lokal harus 20%, sisanya kami. Nah nanti akan dibagi berapa persen, berapa persen, itu nanti kami lagi bicara,” ungkap Syamsu.

Pertamina sebelumnya mengincar dua blok migas di Iran untuk dikelola, yakni Mansouri dan Ab Teymour. Iran kemudian  memutuskan pengelolaan Mansouri yang didahulukan.

Jika penandatanganan kontrak pengelolaan Mansouri terealisasi, Pertamina berarti sukses menyisihkan para pesaing yang juga berminat mengelola blok tersebut, yakni Lukoil asal Rusia dan Maersk Oil asal Denmark.

Strategi bermitra untuk mengelola fasilitas produksi di luar negeri merupakan langkah Pertamina untuk bisa eksis dan berkembang di industri migas internasional.

Elia Massa Manik, Direktur Utama Pertamina, mengatakan strategi bermitra adalah suatu keharusan, terutama di tengah kondisi ekonomi dan sektor migas saat ini. Apalagi karakteristik industri migas adalah industri yang memiliki risiko sangat tinggi dan memerlukan investasi sangat besar.

“Ke depan dengan perubahan teknologi, partnership semakin dibutuhkan,” tandas Massa.(RI)