JAKARTA – Kesempatan PT Pertamina (Persero) untuk melakukan studi awal terhadap dua ladang minyak raksasa milik National Iranian Oil Company (NIOC) di Iran dinilai sebagai langkah maju dan bisa memberikan manfaat jangka panjang bagi Pertamina dan negara.

Komaidi Notonegoro, Pengamat Energi dari Reforminer Institute, menyatakan salah satu manfaat yang bisa dinikmati dari kerja sama tersebut adalah Indonesia bisa membeli minyak Iran dengan harga lebih terjangkau, bahkan bisa langsung mengalirkan minyak dari Iran untuk kebutuhan nasional.

“Manfaatnya bisa beli dengan harga yang bagus dari Iran. Ini bisa jangka panjang jika pasokan minyak kita sudah dapat dari Iran sebesar 600 ribu -700 ribu barel per harinya diharapkan bisa menutup impor selama ini,” kata Komaidi  di Jakarta, Selasa (9/8).

Pertamina akan untuk melakukan studi awal terhadap dua lapangan minyak raksasa di Iran, yaitu Ab-Teymour dan Mansouri (Bangestan – Asmari) menyusul ditandatangani nota kesepahaman antara Pertamina dan NIOC. Setelah itu, Pertamina akan menyampaikan proposal awal rencana pengembangan kedua lapangan onshore yang memiliki cadangan lebih dari 5 miliar barel tersebut.

Menurut Komaidi, bentuk kerja sama seperti ini memang harus dilakukan Pertamina terlebih kondisi Iran yang memang ingin menguras persediaan minyaknya pasca embargo dan penurunan konsumsi minyak masyarakat Eropa.”Rusia juga sudah membuka keran pipa gas jadi pilihan sama-sama murah dan lebih memilih menggunakan gas” katanya.

Inas Nasrullah, Anggota Komisi VII DPR, mengungkapkan manfaat besar pasti akan didapatkan Pertamina dari hasil kerja sama tersebut. Namun Inas mengingatkan bahwa spesifikasi minyak berbeda di setiap lapangan. Untuk itu Pertamina harus menyiapkan teknologi serta infrastrukturnya. “Minyak bumi kan setiap lapangannya berbeda tidak bisa sesuai dengan keinginan kita. Manfaatnya besar jika sesuai dengan kilang Pertamina misalnya jika kita bisa menguasai blok di Iran tentunya harganya lebih murah ketimbang tender,” tandas Inas.(RI)