LONDON– Harga minyak mentah di pasar global turun pada akhir perdagangan Kamis atau Jumat (23/11) pagi WIB, setelah persediaan AS membengkak ke level tertinggi sejak Desember 2017. Hal ini menambah kekhawatiran tentang melimpahnya pasokan minyak mentah global, tetapi pembicaraan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) tentang pengurangan produksi membatasi kerugian.

Kantor berita Reuters menyebutkan, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari, turun US$96 sen di perdagangan terakhir menjadi US$62,52 per barel pada pukul 18.40 GMT, mundur sedikit dari penurunan lebih dari satu dolar AS pada awal perdagangan Eropa.

Sementara itu, minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman Januari turun lebih dari satu dolar AS, sebelum berkurang kembali menjadi menetap US$78 sen lebih rendah pada US$53,85 per barel.

Perdagangan sangat tipis karena hari libur Thanksgiving pada Kamis (22/11) di Amerika Serikat.

Analis UBS Giovanni Staunovo mengatakan minyak terbebas dari posisi terendahnya oleh dolar AS yang lebih lemah, membuat minyak mentah berdenominasi dolar AS lebih murah untuk pemegang mata uang lainnya.

“Dukungan tambahan mungkin berasal dari ekspor Iran yang lebih rendah,” katanya.

Ekspor Iran telah turun beberapa ratus ribu barel per hari (bph) bulan ini, sebuah perusahaan pelacak tanker terkemuka mengatakan pada Kamis (22/11), menunjukkan sanksi-sanksi AS yang mulai berlaku bulan ini telah membuat takut banyak pembeli.

Tetapi harga tetap di bawah tekanan dari meningkatnya persediaan minyak mentah AS, yang naik 4,9 juta barel menjadi 446,91 juta barel pekan lalu, tertinggi sejak Desember, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan.

Produksi minyak mentah AS juga tetap tinggal di rekor 11,7 juta barel per hari, kata EIA.

Tamas Varga, analis di pialang PVM, mengatakan tren pasar tetap “bearish”. “Pertanyaannya adalah apa yang akan dilakukan OPEC pada Desember, apakah mereka akan memangkas (produksi), dan jika ya, seberapa banyak?” kata dia.

OPEC khawatir tentang akan munculnya kembali banjir pasokan. Namun eksportir terbesar OPEC, Arab Saudi, berada di bawah tekanan AS untuk tidak mengambil tindakan apapun pada pemangkasan produksi yang akan mendorong harga lebih tinggi lagi.

“Harga minyak semakin rendah. Besar! Seperti Pemangkasan Pajak besar untuk Amerika dan Dunia. Selamat menikmati! … Terima kasih kepada Arab Saudi, tetapi mari kita turunkan lagi!”, Presiden AS Donald Trump men-tweet pada Rabu (21/11).

Lebih banyak minyak mentah AS dapat menuju ke pasar karena kemacetan saluran pipa AS sudah dibuka pada paruh kedua 2019. Peningkatan produksi minyak AS telah melampaui kapasitas untuk mengangkut minyak mentah tambahan.

Untuk mengatasi lonjakan pasokan, OPEC sedang mempertimbangkan kesepakatan untuk memangkas produksi ketika bertemu pada 6 Desember, meskipun anggota OPEC Iran diperkirakan akan menolak pengurangan sukarela. Rusia, sekutu OPEC, juga tidak menunjukkan tanda akan bergabung dengan pemotongan. (DR/ANT)