JAKARTA – PT PLN (Persero) dalam sepuluh tahun ke depan menargetkan kapasitas terpasang pembangkit energi baru terbarukan (EBT) sebesar 21.549 megawatt (MW). Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) akan menjadi andalan untuk mencapai target tersebut. Dengan demikian, diharapkan capaian energi baru terbarukan sebesar 23% pada 2026 dapat terealisasi.

“Dari total penambahan 22 ribu MW pembangkit EBT, 20 ribu MW berasal dari PLTA dan PLTP. Karena potensinya besar, maka akan kita optimalkan,” ujar Tohari Hadiat, Kepala Divisi EBT PLN di Pangalengan, Jawa Barat, akhir pekan.

Menurut Tohari, berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2017-2026 rencana penambahan kapasitas PLTP sebesar 6.290 MW. Penambahan kapasitas PLTA direncanakan sebesar 12.342 MW

Salah satu strategi pengembangan EBT PLN adalah dengan mengoptimalkan potensi cadangan energi setempat demi meningkatkan rasio elektrifikasi di Indonesia Timur. Selain itu, PLN juga akan mengembangkan hybrid system di daerah-daerah yang sudah dipasok dari pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dengan jam nyala di bawah 12 jam per hari.

Strategi lainnya, kata Tohari, adalah dengan mengembangkan smart grid dan control system guna meningkatkan penetrasi EBT dalam sistem PLN. Perseroan juga akan mengoptimalkan penggunaan biodiesel sebagai energi PLTD.

Hingga akhir Desember 2016 total pembangkit EBT PLN sebesar 6.003 MW atau 12% dari total kapasitas pembangkit 51.860 MW di seluruh Indonesia.

“Saat ini sudah ada 2.000 proposal yang masuk untuk pengembangan pembangkit EBT. Dalam sepuluh tahun ke depan, dengan tambahan 22 ribu MW, maka total pembangkit EBT akan menjadi 28 ribu MW,” tandas Tohari.(RA)