JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyalurkan sebanyak 100 paket Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) di Desa Waengapan, Kecamatan Lolong Guba, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku. Penyaluran LTSHE merupakan salah satu upaya pemerintah meningkatkan rasio elektrifikasi.

Simon Laksmono Himawan, Kepala Unit Pengendalian dan percepatan pembangunan infrastruktur (UP3I) Kementerian ESDM, mengatakan pemerintah telah mencatat sebanyak 250 ribu rumah tangga yang belum teraliri listrik. Dari jumlah itu sekitar 32% terlistriki tahun ini.

“Di seluruh Indonesia, masih ada desa yang belum beruntung. Sekitar 2.500 desa yang sama sekali belum disentuh listrik. Keseluruhan rumah tangga dari 2.500 desa itu adalah berjumlah sekitar 250 ribu rumah tangga. Untuk  2017, Kementerian ESDM merencanakan sekitar 80 ribu rumah tangga yang akan diberikan fasilitas Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE),” papar Simon,  Selasa (19/12).

Pendistribusian LTSHE  dikhususkan ke wilayah yang yang secara geografis dan distrubusi penduduknya tersebar dan sulit dijangkau jaringan PT PLN (Persero).

Dengan menggunakan LTSHE masyarakat minimal bisa menikmati penerangan sebelum nanti jaringan listrik PLN tersedia.

“Lampu ini adalah bagian dari pra elektrifikasi, berfungsi untuk penerangan dan untuk charge handphone. Tiga tahun dari sekarang PLN akan masuk, sehingga nanti akan masyarakat mendapatkan listrik secara penuh 24 jam. Kalau sekarang 2017, berarti paling lama 2020 listrik masuk ke Desa Waingapan,” ungkap Simon dalam keterangan tertulisnya.

Warga Waingapan sebelumnya menggunakan penerangan yang berasal dari getah pohon damar. Getah tersebut didapat dari Gunung Biru yang berjarak sekitar 20 kilo meter dari desa dengan waktu tempuh dua hari dua malam. Getah tersebut dimasukkan ke dalam ruas bambu dan kemudian dibakar, sebagaimana layaknya obor. Penerangan yang dihasilkan dari getah damar ini bertahan hanya sebentar.

“Dari dulu kami aslinya pakai getah damar. Getah Damar kami kasih masuk di bambu terus dibakar.
Kalau pakai minyak tanah, setengah mati,  karena tidak ada kendaraan. Minyak tanah harganya Rp10 ribu kadang 20 ribu. Dengan adanya penerangan ini, getah damar tidak dipakai lagi,” kata Antonnius Nurlatu, Kepala Desa Waingapan.

Pemerintah menargetkan rasio elektrifikasi sedikitnya sebesar 97% pada 2019. Untuk itu pemerintah membuat program pemberian LTSHE, terutama di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau oleh jaringan PLN.

“LTSHE ini mengisi ruang antara, karena PLN membangun jaringan membutuhkan waktu yang lama dan kami harus mengejar rasio elektifikasi,” kata Simon.(RI)