JAKARTA – PT Pertamina Lubricants, anak usaha PT Pertamina (Persero) di sektor pelumas kini terus gencar memasarkan berbagai produk pelumas unggulannya ke seluruh dunia untuk mencapai target utama masuk 15 besar perusahaan pelumas kelas dunia pada 2020.

“Kita tidak bisa lagi hanya mengandalkan dengan cara organik saja. Untuk menuju minimal 15 besar dunia harus dilakukan dengan cara unorganik,” ujar Andria Nusa, Direktur Sales & Marketing PT  Pertamina Lubricants, Jumat (10/6).

Menurut Andria, jika hanya melakukan pola dan strategi organik seperti yang selama ini dilakukan, pertumbuhan penjualan hanya 2%-3%. Karena itu, perseroan melakukan strategi unorganik, di antaranya melalui akuisisi perusahaan dan joint venture. Strategi tersebut seperti yang dilakukan dengan mengakuisisi dan menjadi pemegang saham mayoritas Amaco Production Co.Ltd, perusahaan pelumas asal Thailand pada Desember 2014.

Setelah dua tahun beroperasi, PT Pertamina Lubricants Thailand berhasil meningkatkan kinerja secara signifikan, baik operasional maupun finansial. Saat ini pabrik di Thailand tersebut telah berhasil  memproduksi pelumas industri Pertamina dan memasarkan produk pelumas di pasar domestik Thailand.  Selain itu, pada 27 April 2016, Pertamina Lubricants Thailand resmi melakukan pengapalan pertama  produk pelumas industri, Turalik  kepada salah satu customer industri di Thailand, TGI Impor Export Co.Ltd.

Andria mengatakan, pabrik pelumas di Thailand disiapkan untuk masuk dan menguasai pasar di wilayah Indocina. Saat ini, penjualan dari pabrik di Thailand sebesar 4 juta liter per tahun dan akan ditingkatkan menjadi 12 juta liter pada 2019. Pada pertengahan 2016 nanti, Pertamina Lubricants juga  siap meluncurkan produk pelumas otomotif Fastron Synthetic Oil untuk pasar Thailand.

Kisah sukses di Thailand terus memacu Pertamina Lubricants untuk terus mengembangkan dan menyasar  beberapa negara lain. Saat ini perseroan sedang bersiap untuk joint venture dan mengakuisisi perusahaan pelumas di China.

“Memang kita masih belum buka ke publik secara lebih rinci, tetapi kita sedang bersiap untuk mengakuisisi perusahaan pelumas di Cina. Kita targetkan pada 2018 atau 2019,” ungkap Andria.

Selain China, Pertamina Lubricants juga sedang  melakukan studi untuk menjalin kerjasama dengan beberapa negara lain seperti Afrika Selatan, Malaysia dan lain sebagainya. Pasar luar negeri memang menjadi fokus untuk pengembangan ,penjualan dan meningkatkan revenue dan profit perusahaan. Hal ini, karena pasar dalam negeri saat ini sedang kurang baik bahkan cenderung minus.

Sampai saat ini, Pertamina Lubricants sudah menjual produknya di hampir 19 negara. Perseroan akan fokus pada negara yang besar dan akan segmen otomotif untuk branding dan setelah itu baru ke sektor industri. Pertamina Lubricants juga sudah memiliki peta masing-masing negara dengan produk yang akan dijual.

Di Vietnam, Pertamina Lubricants fokus pada pelumas untuk roda dua karena pertumbuhan roda dua di negara itu cukup pesat. Sementara di Australia akan fokus pada kendaraan roda empat dengan kualitas pelumas yang premium.“Strategi kita juga, tidak akan mengambil untuk yang terlalu besar yang penting branding dan ada selisih saja,” kata Andria.

Pertamina Lubricants hingga Mei 2016 mencatat volume penjualan lebih dari 200 juta liter, baik untuk pasar domestik maupun luar negeri. Hingga akhir 2016, perseroan menargetkan 475 juta liter di luar base oil.(AF)