JAKARTA – Kelanjutan kerja sama antara Indonesia dan Iran di sektor minyak dan gas bumi melalui PT Pertamina (Persero) dan National Oil Iranian Company (NIOC) akan menunggu hasil pembicaraan antara Bank Sentral Iran dan Bank Indonesia terkait masalah keuangan. Rencana kerja sama antara Pertamina dan NIOC salah satunya adalah pengelolaan dua lapangan minyak Iran, Ab Teymour dan Manousir.

“Rencana kerja sama pengelolaan lapangan Ab Teymour dan Manousir akan diputuskan pada tahun depan,” ujar Amir Hossein Zamaninia, Wakil Menteri Minyak Iran usai bersama Menteri Minyak Iran Bijan Zangeneh menerima delegasi Pemerintah Indonesia yang dipimpin Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Kemaritiman di Teheran, Senin (7/8).

Menurut Zamaninia, seperti dikutip Shana, rencana kelanjutan kerja sama di sektor energi dengan Indonesia akan dilanjutkan setelah terlebih dulu membicarakan kerja sama di sektor keuangan. Untuk itu, delegasi Bank Sentral Iran pekan depan akan segera ke Jakarta untuk membicarakan detail kerja sama.

Pemerintah Iran menganggap pembicaraan sektor keuangan penting karena berhubungan dengan dengan fiskal term untuk kelanjutan kerja sama, khususnya dalam investasi Pertamina di Iran.

“Iran saat ini juga telah mengekspor minyak mentah dan LPG ke Indonesia. Adanya hubungan perbankan antara kedua negara akan sangat penting bagi Iran untuk menjalin kesepakatan dengan Indonesia,” kata Zamaninia.

Pertamina sebelumnya juga telah mengajukan proposal untuk mengelola dua lapangan minyak Iran dan menyiapkan dana total sebesar US$ 12 miliar. Perusahaan migas pelat merah itu telah mengirimkan tim khusus untuk membahas berbagai aspek teknis dalam pengembangan dua lapangan milik NIOC tersebut.

Menurut Zamaninia, pemerintah Iran memang tidak mau terburu-buru dalam menetapkan siapa yang akan pelaksana dalam proyek pengembangan lapangan Ab Teymour dan Manousir karena kedua lapangan tersebut memiliki cadangan besar sehingga pengembangannya menjadi prioritas pemerintah Iran.

“Iran telah menandatangani perjanjian dengan beberapa perusahaan untuk mengembangkan lapangan ini,” kata Zamaninia.

Selain Pertamina ada Lukoil asal Rusia dan MAPNA telah menandatangani MoU untuk proyek pengembangan kedua lapangan NIOC.

Syamsu Alam, Direktur Hulu Pertamina, mengatakan Pertamina tidak bisa ikut campur untuk urusan perbankan, sehingga yang saat ini disiapkan adalah masalah teknis pengelolaan ladang minyak.

“Yang kita lakukan adalah menyiapkan langkah-langkah terutama dalam aspek teknis. Untuk sisi keekonomiannya kita belum dapat melakukan secara detail karena menunggu fiscal term yang akan diterapkan di kedua lapangan tersebut,” kata Syamsu kepada Dunia Energi, Selasa (8/8).(RI)