JAKARTA – Kebijakan pemerintah untuk tidak menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) secara signifikan pada periode April-Juni 2016 berdampak positif saat harga minyak dunia telah menembus level US$50 per barel saat ini. Harga minyak melonjak dibanding posisi awal tahun yang sempat berada di bawah level US$30 per barel.

“Strategi pemerintah ketika ada penurunan harga minyak kan, BBM tidak diturunkan seluruhnya. Mudah-mudahan ini bisa dipertahankan hingga setelah lebaran nanti,” ujar Komaidi Notonegoro, pengamat energi dari Reforminer Institute kepada Dunia Energi, Kamis (2/6).

Menurut Komaidi, jika harga minyak terus naik dan pemerintah mau tidak mau menyesuaikan harga BBM, maka penyesuaiannya dilakukan pada saat yang tepat. “Jangan sampai di momen puasa ini ada adjustment harga,” katanya.

Pada periode April-Juni 2016, harga jual eceran (HJE) baru premium ditetapkan sebesar Rp 6.450 per liter, turun Rp 500 dibanding periode Januari-Maret Rp 6.950 per liter. Sementara, harga keekonomian premium sebesar Rp 5.700 per liter.

Pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said saat itu menyatakan komitmennya menjaga stabilitas harga BBM. Selain untuk memberikan kepastian kepada pelaku usaha, hal itu juga untuk mendukung stabilitas ekonomi nasional.

“Dengan hitungan yang sekarang, kami punya harapan menghadapi lebaran tidak ada kenaikan harga BBM.  Itu sangat membantu masyarakat luas. Harganya diharapkan bertahan sampai akhir September, syukur-syukur hingga akhir tahun,” ujar Sudirman mengumumkan penurunan harga BBM periode April-Juni 2016.

Tulus Abadi, Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengungkapkan agar ke depan Indonesia tidak perlu lagi bergantung pada pergerakan harga minyak, pemerintah diminta tidak terlalu cepat menerapkan kebijakan yang populis.

“YLKI selalu mengusulkan ketika harga minyak mentah turun, kita tidak harus menurunkan harga BBM. Selisih harganya itu disimpan dan ditabung jika nanti harga minyak dunia naik. Jadi kita tidak perlu lagi naikan harga BBM,” tandas Tulus, Kamis.(RI)