JAKARTA – Kebijakan dan proses bisnis yang jelas akan mendorong pengembangan infrastruktur listrik tetap terlaksana dengan baik. Salah satu kebijakan yang diperlukan adalah untuk mendukung pengoperasian mesin Horizontal Directional Drilling (HDD) yang memungkinkan pengerjaan penanaman kabel tegangan menengah (TM) 20 kV tanpa melakukan galian yang terlalu panjang

 

“Supaya jalan dan program bisa sustain, tolong dibuat formalitas proses bisnisnya. Pertama kebijakannya, lalu proses bisnisnya. Itu dituangkan dalam SK atau bagaimana,” ujar Murtaqi Syamsudin, Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat & Lampung PT PLN (Persero), baru-baru ini.

 

Menurut Murtaqi, jangan sampai barang yang telah dibeli dan sudah disiapkan, kemudian karena ada komentar dari internal, pengoperasiannya tidak jadi dilakukan.

 

“Pemeriksa kita takut operasikan ini, lalu barangnya kita simpan dan tidak ada manfaat,” tukasnya,

 

Penggunaan mesin HDD diharapkan dapat mempercepat pelaksanaan pembangunan infrastruktur proyek listrik 35 ribu megawatt (MW) dan mendukung pelaksanaan program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ‘Jakarta Smart City’.

Murtaqi menekankan, perseroan menargetkan pemasangan kabel jaringan  20 kV lebih dari 500 meter di dalam kota Jakarta, sepanjang tahun ini.

“Untuk 150 kV dengan panjang lebih dari 100 km, dibangun jaringan bawah tanah,” ujar Murtaqi.
Aries Dwianto, Manajer Komunikasi, Administrasi&Hukum PLN Distribusi Jakarta Raya, mengungkapkan mesin HDD memiliki kemampuan pengeboran dari titik awal hingga titik akhir bor sepanjang 300 meter.
“Kegiatan launching pengoperasian mesin HDD dipilih sesuai lokasi penggalian dengan panjang pengeboran sejauh 1 km. Titik awal gali berada di depan markas PASKHAS AU Halim Perdana Kusuma,” tandasnya.(RA)