JAKARTA– Kinerja PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero) di sektor eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi nasional yang juga kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) di bawah Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), dalam kegiatan tanggungjawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) patut diacungi jempol.

Buktinya, pada forum Indonesian Sustainable Development Goals Award (ISDA) yang diselenggarakan Corporate Forum for Community Development (CFCD), Pertamina EP berhasil merebut 14 penghargaan dari 16 program CSR yang diselenggarakan Corporate Forum for Community Development (CFCD).

Risna Resnawaty, pakar CSR dan community development dari Universitas Padjadjaran (Unpad), mengatakan prestasi yang diraih Pertamina EP di ajang ISDA CFCD sangat luar biasa. ISDA, seperti halnya Proper, lanjut Risna, memiliki indikator penilaian terkait peningkatan kualitas hidup manusia, baik yang berhubungan dengan lingkungan maupun Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

“Hanya perusahaan yang memiliki komitmen sungguh-sungguh untuk berkontribusi dalam pembangunan yang akan mampu meraihnya. Jika komitmennya setengah-setengah, akan sangat sulit,” ujar Risna yang juga Ketua Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP Unpad.

Risna menjelaskan, untuk merancang dan mengimplementasikan sebuah program CSR yang bagus tak semudah membalik telapak tangan. Penuh tantangan baik internal maupun eksternal. Karena itu, kebijakan CSR yang dimiliki perusahaan harus mendukung, implementasi program yang partisipatif, dan kolaborasi dengan berbagai stakeholder perlu dilakukan secara harmoni. Tiga hal ini harus dilakukan secara kontinu sepanjang waktu.

“Melalui penghargaan ini artinya Pertamina EP patut menjadi teladan perusahaan lain dalam pelaksanaan CSR,” ujar Risna yang menulis disertasi beritel Model Intervensi Community Development dalam Implementasi Corporate Social Responsibility pada Perusahaan Tambang (Studi Kasus pada Perusahaan Tambang Batubara BUMN dan Implikasinya terhadap Keberdayaan Masyarakat di Kecamatan Lawang Kidul Kabupaten Muara Enim Propinsi Sumatera Selatan) pada program doktor Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP Universitas Indonesia.

Menurut dia, jika seluruh perusahaan di bawah PT Pertamina (Persero) yang tersebar di seluruh Indonesia mewujudkan sumbangsih terbaiknya untuk masyarakat akan sangat mendukung pencapaian target pembangunan dan peningkatan IPM Indonesia.

“Apa yang dilakukan Pertamina, sebenarnya sudah sangat Beyond Expectation, dari sisi pendanaan, pelaksanaan program, dan output dari pelaksanaan CSR sudah sangat baik dan terasa manfaatnya oleh masyarakat,” katanya.

Risna menyarankan, untuk meningkatkan sebaran dampak dan manfaat dari kegiatan CSR, Pertamina EP khususnya perlu mulai “mengajak” stakeholder lainnya untuk melakukan langkah serupa. Dia mencontohkan kegiatan pengembangan dan penguatan institusi lokal yang ada, bahkan jika memungkinkan bekerja sama dengan perusahaan lain dalam kegiatan CSR di suatu wilayah.

“Pertamina bisa mulai menginisiasi dan menjadi pelopor dari sebuah kegiatan CSR yang lebih besar yang melibatkan berbagai perusahaan lain untuk ikut serta dalam kegiatan pembangunan. Tampaknya ini seperti mimpi, namun jika hal ini mampu dilakukan, imian itu akan menjadi kenyataan yang indah bagi Pertamina dan bagi seluruh bangsa,” katanya. (dr)