JAKARTA– PT Adaro Energy Tbk (ADRO), emiten pertambangan dengan produksi batubara terbesar kedua di Tanah Air, memiliki kemampuan dana sendiri untuk mengakuisisi tujuh perusahaan batubara milik BHP Billiton di Kalimantan senilai total US$ 120 juta atau sekitar Rp 1,62 triliun. Hingga akhir kuartal I 2016, Adaro Energy mencatatkan posisi kas dan setara kas sebesar US$ 709,4 juta, naik 0,99% dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar US$ 702,45 juta.  Sebanyak US$ 393,34 juta  kas Adaro tersimpan di PT Bank OCBC NISP Tbk.

Manajemen Adaro optimistis dengan kinerja perseroan

Adaro memiliki kas setara US$ 709,4 juta hingga 31 Maret 2016

 

Febriati Nadira, Head of Corporate Communication Division Adaro Energy, mengatakan pihaknya tengah memproses akuisisi tujuh perusahaan tersebut untuk penandatanganan perjanjian jual beli saham (share shale agreement/SSA). Kesepakatan jual beli saham itu  dilakukan oleh dua anak usaha Adaro Energy, yaitu PT Alam Tri Abadi dan Coaltrade Services International Pte Ltd dengan BHP Minerals Holdings Pty Ltd dan BHP Mineral Asia Pacific.

“Kami akan informasikan lagi kapan proses SSA itu dieksekusi. Transaksi akan menjadi efektif setelah terpenuhinya persyaratan-persyaratan dalam SSA, termasuk persetujuan dari pemerintah,” kata Nadira kepada Dunia Energi, Kamis (9/6).

Nadira belum bersedia menjelaskan total cadangan batubara pada tujuh perusahaan yang saat ini dikuasai BHP Billiton.

Kami sedang mengevaluasi potensi sumber daya  metalurgi batubara dan batubara termal dalam proyek tersebut,” katanya.

Menurut Nadira, Adaro tetap melanjutkan pengembangan seluruh aset-aset pertambangan yang dimiliki. Apalagi kondisi pasar batu bara yang saat ini masih penuh tantangan diyakini akan berubah positif ke depannya.

Adaro saat ini memiliki 25% pada tujuh  perusahaan tambang BHP di Kalimantan. Dengan mengakuisisi seluruh perusahaan tersebut, Adaro nantinya menguasai 100% perusahaan tersebut. Ketujuh persuahaan milik BHP itu adalah PT Maruwai Coal, PT Juloi Coal, PT Kalteng Coal, PT Sumber Barito Coal,  PT Lahai Coal, PT Ratah Coal dan PT Pari Coal. (DR)