Per 20 Mei 2018, PT Pertamina EP, kontraktor kontrak kerja sama di bawah supervisi dan koordinasi SKK Migas, resmi menjadi operator lapangan Sukowati yang selama ini dikelola oleh Joint Operating Body Pertamina PetroChina East Java (JOB PPEJ) yang masuk dalam  Wilayah Kerja Tuban. Sebelum diserahkan ke Pertamina EP, porsi unitisasi Sukowati terdiri atas 80% Pertamina EP dan 20% oleh JOB PPEJ. Di 20% porsi JOB PPEJ,  Pertamina Hulu Energi memiliki  15% dan PetroChina 5%. Kini, Pertamina EP, melalui Pertamina EP Asset 4, menjadi pemilik 100% sekaligus pengelola lapangan Sukowati.

Keberhasilan Pertamina EP mengelola lapangan Sukowati melalui proses panjang. General Manager Pertamina EP Asset 4, unit bisnis PT Pertamina EP, adalah orang yang paling berbahagia atas telah beralihnya pengelolaan lapangan Sukowati dari JOB PPEJ ke Pertamina EP Asset 4. Betapa tidak? Agus mengerahkan segala kemampuan agar Sukowati bisa dikelola Pertamina EP. Maklum saja, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sebelumnya malah memperpanjang JOB PPEJ selama enam bulan atau sampai kontrak baru Wilayah Kerja Tuban diteken. Belakangan, keputusan itu berubah dan menetapkan lapangan Sukowati di bawah pengelolaan Pertamina EP Asset 4. Unit bisnis Pertamina EP itu saat ini mengelola lima field,  yaitu Sukowati Field dan  Poleng Field di Jawa Timur; Cepu Field di Jawa Tengah;  Matindok Field di  Sulawesi Tengah; dan Papua Field di Papua Barat.

Agus sangat sukses dalam perjalanan kariernya. Sebelum didapuk jadi GM Pertamina EP Asset 4, mantan Manajer PR Pertamina EP di masa kepemimpinan Direktur Utama Syamsu Alam itu juga sukses saat menjadi Field Manager Rantau Pertamina EP Asset 1. Kala itu, Field Rantau meraih Proper Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pria asal Yogyakarta itu juga sukses membereskan kasus illegal drilling di Wonocolo, Field Cepu Pertamina EP Asset 4. Pun menuntaskan para petambang minyak liar yang mengeduk isi perut bumi di kawasan Mangunjaya dan Keluang, Kabupaten Musi Banyuasin saat menjabat Field Manager pada  Field Ramba Pertamina EP Asset 1.

Untuk mengetahui lebih jauh strategi Pertamina EP Asset 4 dalam mengelola Lapangan Sukowati, berikut wawancara Wartawan Dunia-Energi Dudi Rahman dengan GM Pertamina EP Asset 4 Agus Amperianto. Petikannya.

Bisa Anda jelaskan, berapa produksi minyak dari lapangan Sukowati sampai pertengahan Mei 2018? 
Produksi lapangan Sukowati year to date (15 Mei 2018), berdasarkan SOT (sistem online terpadu) sebesar  6.237 barel per hari atau 98,75% dan berdasarkan operasi sebesar 6.604 barel per hari atau 104,5%.

Berapa target produksi lapangan Sukowati sampai akhir tahun yang diproyeksikan Pertamina EP Asset 4 (PEP 4)?
Target dalam Forum Field Manager-General Manager Prabumulih sebesar 6.214 barel per hari, namun Pertamina EP Asset 4 miliki internal targetnya sebesar 8.000 barel per hari.

Berapa belanja modal dan belanja operasi Pertamina EP untuk lapangan Sukowati?
Untuk belanja operasi dalam rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) sebesar  US$32,07 juta dalam Work Plan & Budget sebesar US$43,79 juta. Sementara untuk belanja modal sebesar RKAP US$3,255 juta dan  WP&B US$1,85 juta.

Apa upaya manajmen Pertamina EP untuk meningkatkan produksi lapangan Sukowati?
Kami optimistis bisa menaikkan produksi lapangan Sukowati dengan langkah-langkah yang akan ditempuh dengan program jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam jangka pendek meliputi penambahan jumlah rig untuk melaksanakan program kerja yang telah disusun. Kami telah berkoordinasi dengan salah satu anak perusahaan Pertamina (PDSI) untuk penambahan dua rig dan total menjadi  tiga rig yang bekerja di Sukowati Field sehingga program kerja dapat dilaksanakan dengan lebih cepat.

Selain itu?
Kami juga melaksanakan program kerja sumuran di antaranya optimasi lifting/artificial lift, yaitu SKW-34, SKW-15, dan SKW-19; konversi lifting, yaitu SKW-12 A, SKW-32, dan SKW-35; dan menghidupkan kembali sumur-sumur off, yaitu SKW-14, SKW-27 serta work over SKW-5, SKW-6, SKW-12, SKW-33, dan SKW-16. Selain itu, kami juga menyiapkan stimulation/pengasaman untuk SKW-25, SKW-15, SKW-35, SKW-19, SKW-21, SKW-22ST, dan SKW-31.

Apa strategi jangka panjangnya?
Program jangka panjang meliputi kajian EOR CO2 injeksi terkait dengan  adanya produksi CO2 di lapangan Jambaran-Tiung Biru serta melakukan kajian mengurangi debottlenecking di fasilitas produksi di antaranya pemasangan EPF di Sukowati PAD A&B untuk sumur-sumur natural flowing.

Apa upaya Pertamina EP Asset 4 agar kegiatan operasi produksi lapangan Sukowati efisien dan mengedepankan good practice mining?
Melakukan kajian-kajian surface maupun subsurface yang dikoordinasikan dengan tim SKK Migas sehingga dapat meningkatkan produksi dengan cost/barrels yang rendah.

Apa kendala yang dihadapi PEP dalam memproduksi lapangan Sukowati pascaserahterima pengelolaan dari JOB PPEJ? 
Secara keseluruhan tidak ada kendala yang berarti, Pertamina EP sudah memiliki tim terminasi dimana tim tersebut telah menyiapkan dan mengantisipasi semua aspek baik SDM, engineering, pengadaan, maupun aspek sosial.

Benarkah masalah sosial jadi kendala di Sukowati? Apa saja?
Masalah sosial dapat kita mitigasi dan antisipasi dengan melakukan pendekatan terhadap stakeholder di sekitar area operasi, misalnya adanya tuntutan tenaga kerja lokal, kompensasi lahan, masalah lingkungan (kebisingan, bau, tanaman tumbuh yang mati akibat panas), dan lain-lain. Dan saat dimulai masa transisi pengelolaan Sukowati ke Pertamina EP Asset 4 saat ini tepat memasuki tahun politik sehingga hal ini tentu diperlukan usaha yang cukup kuat untuk mengatasi kemungkinan gejolak masyarakat di sekitar operasi Sukowati.

Soal SDM bagaimana? Apakah pekerja JOB dikembalikan ke perusahaan asal masing-masing?
Pertamina EP menawarkan kesemua pekerja eks JOB untuk dapat bergabung dengan Pertamina EP sehingga lapangan Sukowati dikelola oleh pegawai Pertamina EP, Eks JOB, dan sebagian pekerja alihdaya (outsourcing).

Benarkah untuk lapangan Sukowati Pertamina EP telah membentuk field khusus, yaitu Field Sukowati? Apa tujuannya?
Pembentukan Field Sukowati yang dikendalikan oleh Field Manager agar dapat lebih fokus dalam upaya meningkatkan produksi. (**)