JAKARTA – Beban puncak konsumsi listrik sistem Jawa-Bali pada tanggal 13 Mei 2016 pukul 18.00 WIB mencapai 24.461 megawatt (MW). Angka ini meningkat 203 MW dari rekor tertinggi sebelumnya, yakni 24.258 MW pada 5 November 2015 pukul 18.00 WIB.

Agung Murdifi, Manajer Senior Public Relations PT PLN (Persero), memgungkapkan pada 2016 beban puncak sistem Jawa Bali mulai meningkat sejak 10 Mei menjadi 24.288 MW.”Kemudian tiga hari berikutnya, beban puncak semakin tinggi hingga mencapai 24.461 MW. Peningkatan di tahun 2016 ini lebih cepat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, diperkirakan karena meningkatnya produksi oleh pelanggan industri dan bisnis menjelang bulan Ramadhan,” ujar Agung dalam keterangan tertulisnya, Senin.

Peningkatan yang terjadi lebih cepat ini disebabkan oleh karena meningkatnya pertumbuhan konsumsi listrik yang dibarengi dengan pertumbuhan jumlah pelanggan. Hingga saat ini, total jumlah pelanggan di Jawa-Bali mencapai lebih dari 40 juta dengan daya tersambung sebesar 78.540 Mega Volt Ampere (MVA). Dari jumlah tersebut, konsumsi listrik pelanggan bisnis dan industri pada Waktu Beban Puncak (WBP) juga turut mempengaruhi peningkatan beban puncak.

Jumlah konsumsi listrik kedua golongan tersebut pada April 2016 sebesar 991.463.549 kWh. Angka ini meningkat 11.104.931 kWh dibanding November 2015 yang sebesar 980.358.618 kWh. Adapun penggunaan listrik dalam  rumah tangga, AC mengkonsumsi listrik paling besar dibanding alat-alat elektronik lainnya.

Hingga April 2016, ada lebih dari 37 juta pelanggan rumah tangga di Jawa-Bali. Saat ini, daya mampu Sistem Jawa-Bali memang masih surplus, yaitu sebesar 31.614 MW. Meski begitu, PLN terus berupaya memenuhi kebutuhan pasokan listrik ke depan dengan membangun pembangkit, jaringan transmisi, dan gardu induk.(RA)