JAKARTA – Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Papua yang mencapai 9,21% pada 2016 (data BPS Provinsi Papua), PT PLN (Persero) memastikan pasokan listrik cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan investasi, khususnya di wilayah Jayapura dan Nabire.

Haryanto WS, Direktur Bisnis PLN Regional Maluku Papua, mengatakan berdasarkan perhitungan maka pada akhir 2017 daya mampu listrik di Jayapura mencapai 143 megawatt (MW).

“Pertumbuhan pelanggan diperkirakan sebesar 84 MW sehingga terdapat surplus daya sebesar 59 MW,” ujar Haryanto, Senin (12/6).

Pada Mei 2017 PLN mencatat beban puncak sistem Jayapura sebesar 71 MW, dengan daya mampu 83 MW setelah beroperasinya pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Papua Unit 2 berkapasitas 10 MW dan Unit 1 berkapasitas 10 MW yang akan segera beroperasi. Sehingga jumlah total dengan selesainya pembangkit mesin gas MPP Jayapura 50 MW pada September 2017, daya mampu Jayapura mencapai 143 MW.

Kondisi listrik yang surplus ini membuka peluang masuknya investasi di Jayapura dengan memanfaatkan pasokan listrik PLN, khususnya golongan bisnis atau industri.

“Jaminan kecukupan listrik ini menciptakan iklim investasi positif di Papua, juga memacu pertumbuhan bisnis dan industri. Angka surplus 59 MW ini setara dengan penambahan 29 ribu pelanggan bisnis baru dengan daya 2.200 Volt Ampere (VA),” ungkap Haryanto.

Menurut Haryanto, untuk Nabire, salah satu kabupaten yang sedang berkembang di Papua, PLN telah membangun pembangkit listrik mesin gas MPP Nabire 20 MW sejak April 2017 dan akan mulai beroperasi pada November 2017.

Beban puncak sistem listrik Nabire pada Mei 2017 sebesar 15 MW, daya mampu 19 MW, dengan tambahan 20 MW dari MPP Nabire pada akhir 2017 daya mampu sistem akan mencapai 39 MW. Surplus daya ini dapat memasok pelanggan bisnis daya 2.200 VA sebanyak 19.000 pelanggan.

“PLN berharap dengan pasokan listrik yang cukup dapat membawa dampak ekonomi yang besar dengan bermunculannya jenis-jenis usaha baru untuk meningkatkan nilai komoditi yang ada di Nabire,” tandas Haryanto.(RA)