JAKARTA – Kajian Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) menyatakan Indonesia setidaknya membutuhkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dengan kapasitas 20.800 megawatt (MW) hingga 2025.

Djarot Sulistio Wisnubroto, Kepala BATAN, mengatakan PLTN tersebut untuk wilayah Jawa-Madura-Bali (Jamali), Sumatera, dan Kalimantan.

“Perhitungan kami untuk  Jamali 12GW, Sumatera 8GW dan Kalimantan 800 MW.  Asumsikan daya 1 PLTN adalah 1000 MW,” kata Djarot kepada Dunia Energi, Rabu (8/6).

BATAN diketahui tengah mengembangkan pilot project PLTN berdaya 10 MW di Kawasan Nuklir Serpong (KNS) yang merupakan kawasan berisi instalasi nuklir dan telah beroperasi sejak 1986. Berbagai instalasi antara lain bahan bakar nuklir, realtor serba guna berdaya 30 Mwt, instalasi produksi radioisotop, instalasi radiometalurgi, instalasi pengelolaan limbah radioaktif, dan laboratorium penunjang lainnya.

Fasilitas tersebut digunakan untuk tujuan penelitian dan pengembangan serta produksi radioisotop yang dipergunakan di bilang kesehatan, pertanian, dan industri. Fasilitas nuklir tersebut dioperasikan dengan mengedepankan faktor sistem keamanan dan keselamatan.(RA)