JAKARTA– Satuan Tugas BBM dan LPG Idul Fitri 2017 PT Pertamina (Persero) mencatat peningkatan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis gasoline (premium dan pertamax series) tertinggi sepanjang masa Idul Fitri 2017 di Jawa Tengah sebesar 18,4%, disusul Sumatera Barat 15,6%, dan Lampung 14,5% dibandingkan rata-rata harian normal sepanjang 2017.
 
Selain itu, konsumsi gasoline di Jambi naik 11,7%, Bengkulu naik 10,2%, dan Sumatera Selatan naik 9,8%. Tiga provinsi di Jawa, yakni Jawa Timur, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta, masing-masing mencatat kenaikan konsumsi gasoline sebesar 8,4%, 8%, dan 5,5%.
 
Menurut Adiatma Sardjito, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), penjualan produk gasoline rata-rata real Satgas 2017 juga naik dibandingkan rata-rata real Satgas 2016. Pada 2017, penjualan produk gasoline sebesar 95.612 kiloliter (KL) sedangkan pada periode sama 2016 sebesar 93.145 KL.
 
 “Dibandingkan periode arus mudik dan balik 2016, konsumsi gasoline sepanjang masa arus mudik dan balik tahun ini naik 2,6%,” ujar Adiatma dalam  siaran pers.
 
Menurut Adiatma, penjualan produk Bahan Bakar Minyak (BBM) rata-rata real Satgas tahun ini juga cenderung lebih baik dibandingkan  tahun lalu. Produk Pertalite misalnya, naik dari rata-rata Real Satgas 2016 sebesar 20.873 KL menjadi 43.203 KL pada 2017. Produk Pertamax  juga naik dari13.732 KL menjadi 17.476 KL pada 2017.
 
Produk Dexlite juga meningkat signifikan. Pada rata-rata real Satgas 2016 tercatat 219 KL, pada 2017 rata-rata 808 KL. Sementara produk Pertamina Dexnaik dari rata-rata real Satgas 2016 sebesar 341 KL menjadi 493 KL pada 2017.
 
“Untuk penyaluran produk BBM penugasan, cenderung turun.  Premium dari penyaluran rata-rata 65.272 KL pada real  satgas 2016 menjadi 34.931 KL pada real satgas 2017 dan produk solar PSO naik tipis dari 30.043 KL menjadi 30.727 KL,” katanya.
 
Adiatma menjelaskan, untuk produk gasoil, yakni solar PSO dan Dex Series, konsumsi pada arus mudik dan balik 2017 turun sekitar 16% dibandingkan kondisi normal sebesar 38 ribu KL. Namun jika dibandingkan periode arus mudik dan balik 2016, pada musim lebaran tahun ini konsumsi gasoil naik 4,6%. 
 
“Konsumsi gasoil tertinggi pada arus mudik terjadi pada H-12 atau 13 Juni 2017 sebesar 45.997 KL, naik 21,04% dari konsumsi normal. Untuk konsumsi terendah terjadi pada 25 Juni sebesar 9.223 atau turun 75,75% dari normal,” ujar Adiatma. 
 
Penurunan konsumsi gasoil terutama dipicu penurunan konsumsi solar PSO pada kondisi normal. Sementara untuk produk non-PSO, seperti Dexlite dan Pertamina Dex tercatat masing-masing naik 5% dan 3%.
 
Menteri ESDM Ignasius Jonan sebelumnya mengapresiasi kinerja Pertamina terkait keamanan stok dan pasokan BBM  pada arus mudik dan arus balik Lebaran 2017. Pengelolaan dan pasokan BBM serta LPG oleh Pertamina selama  libur lebaran tahun ini dinilai jauh lebih bagus dari tahun-tahun sebelumnya.
 
“Kekurangan di tiap daerah, termasuk LPG, sangat minimal sekali dan hampir tidak ada,” ujar Jonan saat kunjungan kerja ke Terminal BBM Panjang, Bandarlampung, Sabtu  pekan lalu. (AT/DR)