JAKARTA – Menjelang pemilihan Gubernur putaran kedua pada Rabu, 19 September 2012 lusa, masyarakat DKI Jakarta dihantui kriris energi. Pasalnya kuota atau jatah bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi untuk wilayah tersebut, per 15 September 2012 hanya tersisa untuk sepekan.

VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Ali Mundakir mengakui, hingga 15 September 2012, jatah BBM subsidi jenis premium untuk DKI Jakarta telah terserap 97,5%. Dengan permintaan rata-rata sekitar 6.000 Kiloliter (KL) per hari, jatah yang tersedia masih cukup untuk sekitar 7 hari ke depan.

Meski demikian, kata Ali, Pertamina akan tetap menyalurkan premium untuk wilayah DKI Jakarta, sambil menunggu keputusan penambahan kuota secara nasional, yang akan dibahas oleh pemerintah dan DPR.

Ia menambahkan, berdasarkan koordinasi antara Pertamina, Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, serta Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas, telah diputuskan bahwa jika kuota premium subsidi telah habis, Pertamina tetap diamanatkan menyalurkan premium secara normal, dengan mengalihkan sebagian sisa kuota kerosene (minyak tanah).

“Ini dilakukan sambil menunggu keputusan tambahan kuota yang akan segera dibahas oleh Pemerintah bersama DPR,” tandas Ali di Jakarta, Senin, 17 September 2012. Tipisnya sisa kuota BBM subsidi DKI Jakarta sendiri, akibat pemakaian yang tak terkendali, terlebih pada masa-masa pasca Lebaran.

Ali pun menuturkan, kendati kuota BBM bersubsidi semakin menipis, namun stok BBM secara nasional masih dipertahankan di level aman, yaitu sekitar 17 hari untuk Premium dan 21 hari untuk Solar. “Inilah kontribusi Pertamina sebagai perusahaan Negara, dalam mengamankan ketahanan energi nasional,” ucapnya.

Ia pun melanjutkan, Pertamina dalam menyalurkan BBM bersubsidi, berpedoman pada Perpres No.15/2012 tentang Harga Jual Eceran dan Konsumen Pengguna Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu. Mengacu peraturan tersebut, Pertamina telah melakukan berbagai upaya untuk memastikan BBM subsidi tersalurkan dengan tepat.

Diantaranya yang dilakukan Pertamina adalah menerapkan point of sales di Kalimantan, penggunaan GPS Tracking System pada mobil tangki BBM, serta penerapan automation system pada Terminal BBM Pertamina. (Iksan Tejo/duniaenergi@yahoo.co.id)