JAKARTA – Pembentukan induk usaha (holding) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tambang akan segera terealisasi pada tahun ini. PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) ditunjuk sebagai holding dengan menguasai saham mayoritas tiga BUMN lainnya, yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Timah Tbk (TINS).

Aloysius K Ro, Deputi Menteri BUMN Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha, mengatakan tujuan utama pembentukan holding BUMN tambang adalah membentuk perusahaan tambang yang besar, kuat, lincah dan berdaya saing. Pembentukan holding dimulai dengan pembentukan operasional holding dengan mengalihkan saham empat BUMN ke dalam Inalum.

“Kemudian dilakukan proses pembentukan strategic holding, dimana Inalum sebagai holding akan men-“spin off” kegiatan operasionalnya,” kata Aloysius di Jakarta, Rabu (22/3).

Inalum akan menguasai 65 persen saham Aneka Tambang atau Antam, 65,02 persen saham Bukit Asam dan 65 persen saham Timah yang sebelumnya dikuasai pemerintah. Tiga BUMN tersebut juga tercatat sebagai perusahaan terbuka dan listing di Bursa Efek Indonesia.

Aloysius menambahkan, pengembangan holding BUMN tambang akan fokus pada kegiatan-kegiatan pengembangan sumber energi, peningkatan nilai tambah mineral dan investasi berkelanjutan.

“Salah satu yang dipersiapkan dalam waktu dekat, adalah holding BUMN tambang menjadi pintu masuk BUMN untuk mengambilalih saham yang akan didivestasi Freeport Indonesia,” kata dia.

Menurut Fajar Harry Sampurno, Deputi Menteri BUMN Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media, pembentukan holding BUMN tambang terus dikebut dan Inalum menjadi induk.

“Agar lebih cepat, optimal dan lebih terkontrol karena saham Inalum 100 persen milik negara,” kata dia.

Pembentukan holding BUMN tambang sesuai peta jalan BUMN 2005-2019. Holding BUMN tambang bertujuan untuk menguasai cadangan dan sumber daya mineral dan batubara, menjalankan program hilirisasi dan peningkatan kandungan lokal. Serta menjadi salah satu perusahaan kelas dunia.

“Penguatan BUMN Tambang melalui holding menjadi pilihan untuk menjawab dan mengatasi berbagai tantangan ke depan. Holding BUMN tambang diharapkan masuk dalam Fortune Global 500,” kata Fajar.

Dia menambahkan holding BUMN tambang juga akan meningkatkan pemasukan negara dari pajak, royalti dan dividen. Selain itu, holding tambang akan membangun industri tambang dari hulu ke hilir, mengurangi impor bahan baku industri, serta meningkatkan nilai tambah.

“Pajak dan royalti yang dibayarkan ke pemerintah semakin besar, memberikan manfaat efek multiplier, mampu memproduksi beragam mineral olahan, serta melaksanakan berbagai proyek hilirisasi,” kata Fajar.(RI)