JAKARTA – Rencana ekspor batu bara PT Renuka Coalindo Tbk (SQMI) ke India terkendala belum keluarnya Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi Khusus (OPK) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

“Penjualan ekspor ke India akan dilakukan setelah memperoleh izin IUP OPK dari Kementerian ESDM,” kata Shantanu Lath, Direktur Utama Renuka Coalindo di Jakarta, Senin (5/6).

Renuka sebelumnya telah menandatangani perjanjian pasokan batu bara jangka panjang dengan Grup Perusahaan Shree Renuka Sugars Limited, India.

Shantanu mengatakan pada tahun ini perseroan akan fokus dalam bisnis perdagangan batu bara setelah melakukan penjualan terhadap dua asetnya di Jambi Prima Coal dan Surya Global Makmur.

Tahun ini, Renuka menargetkan volume penjualan batu bara sebesar 600 ribu ton. Perseroan tercatat pernah mencatat angka penjualan batu bara tertinggi sebesae 1,2 juta ton pada 2012.

Renuka Coalindo mengalami kerugian ketika harga komoditas batu bara mengalami penurunan, sehingga memutuskan untuk menjual aset tambangnya.

Untuk tahun buku 2016-2017, perseroan membukukan pendapatan US$4,38 juta, turun 40% dibanding pendapatan 2015-2016 senilai US$7,30 juta. Perseroan memperoleh laba bersih senilai US$527 ribu dari hasil penjualan asetnya pada tahun buku 2016-2017, sementara untuk 2015-2016 perseroan masih mengalami rugi senilai US$1,76 juta.

Saat ini total aset yang dimiliki Renuka Coalindo senilai US$479 ribu untuk tahun 2016-2017, turun dari US$10,94 juta di tahun 2015-2016.(RA)