JAKARTA – Kebijakan baru di sektor mineral yang membuka peluang ekspor mineral mentah, khususnya nikel dan bauksit berpotensi menambah pundi-pundi pendapatan perusahaan tambang, tidak terkecuali PT Aneka Tambang Tbk (Persero) Tbk (ANTM). Potensi tambahan pendapatan akan dimanfaatkan badan usaha milik negara di sektor pertambangan itu untuk melanjutkan ekspansi proyek hilirisasi.

Tedy Badrujaman, Direktur Utama Aneka Tambang atau Antam, mengatakan perseroan mempersiapkan proyek pembangunan pabrik feronikel Line 2 dan 3 dan terus melakukan peningkatan nilai tambah melalui hilirisasi, baik dengan skema pendanaan internal ataupun bekerjasama dengan mitra strategis.

“Untuk komoditas bauksit, kami masih berfokus pada pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) yang bekerjasama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero),” kata Tedy, Rabu (25/1).

Peraturan Menteri ESDM Nomor 5 Tahun 2017 membuka peluang ekspor bijih nikel dengan kadar di bawah 1,7 persen (kadar rendah) dan bauksit yang telah dicuci (washed bauxite) dengan kadar A12O3 lebih dari 42 persen yang tidak terserap oleh smelter (fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral) di dalam negeri.

Antam hingga Januari 2014 tercatat mengekspor bijih nikel dan bauksit dan berkontribusi cukup signifikan bagi pendapatan perseroan. Namun seiring dengan larangan ekspor mineral, perseroan tidak lagi meraih pendapatan dari ekspor nikel dan bauksit.

Tedy dalam keterangan tertulisnya menyebutkan proyek hilirisasi lanjutan ditujukan guna mempertahankan keberlanjutan ekspansi perusahaan. Momentum kebijakan ekspor mineral juga akan diimanfaatkan untuk melanjutkan hilirisasi untuk lebih memperbesar kapasitas produksi.

Antam sudah melakukan hilirisasi mineral sejak 1974 melalui pengoperasian pabrik feronikel FeNi I. Saat ini Antam tengah membangun pabrik feronikel Halmahera Timur (Haltim) yang pendanaannya berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN). Setelah pabrik feronikel Haltim selesai, kapasitas produksi feronikel Antam akan melonjak signifikan menjadi 40.000-43.500 ton nikel dalam feronikel (TNi) per tahun.

Dalam hal komoditas bauksit, Antam telah memiliki pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) di Tayan, Kalimantan Barat.
“Kami juga tengah melanjutkan diskusi dengan Inalum pada pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery,” tandas Tedy.(RA)