JAKARTA – Freeport McMoRan Inc, perusahaan tambang asal Amerika Serikat akan turun tangan bernegosiasi dengan para pekerja PT Freeport Indonesia yang melakukan aksi mogok untuk kembali menjalankan kegiatan menyusul telah diberikannya izin ekspor konsentrat sementara.

Richard Adkerson, Chief Executive Officer Freeport McMoRan, mengungkapkan akan terus melanjutkan diskusi aktif dengan serikat pekerja dan seluruh karyawan. Masalah (stabilitas investasi) yang sedang dibahas memang berdampak pada material yang ditambang dan proses.

“Kami berusaha sangat keras untuk bisa membuat mereka kembali bekerja dan meningkatkan produksi, seiring izin ekspor sementara yang sudah didapat,” kata Adkerson di Kementerien ESDM, Kamis (4/5).

Menurut Adkerson, selama ini Freeport terus berusaha mewujudkan kesejahteraan karyawan serta masyarakat sekitar area operasi. Perusahaan juga memiliki komitmen untuk hal itu, termasuk dengan suku Amungme dan Kamoro.

“Kami bertanggung jawab atas kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan mereka dan kami akan mencari cara untuk melanjutkan dan memperbaiki kondisi yang sudah baik tersebut,” ungkap dia.

Sekitar 7.000 karyawan Freeport Indonesia memulai aksi mogok kerja selama sebulan penuh terhitung 1 Mei hingga 31 Mei 2017. Para karyawan mogok karena permintaan mereka terkait kejelasan status pekerjaan belum direspons perusahaan.

Riza Pratama, Juru Bicara Freeport Indonesia, menyatakan perusahaan sangat berharap para pekerja bisa kembali bekerja normal, karena aksi mogok akan berdampak cukup signifikan pada perusahaan yang ujungnya juga berdampak bagi karyawan itu sendiri.

Meski demikian, Freeport juga tetap berupaya agar kegiatan ekspor yang sudah diberikan lampu hijau oleh pemerintah tetap berjalan, selama perundingan lanjutan dilakukan.

“Kita harapkan mereka kembali bekerja secepatnya. kita sudah menyampaikan kepada mereka untuk kepentingan bersama agar bekerja normal,” tandas Riza.(RI)