JAKARTA – Tekanan terhadap harga minyak dunia masih terus berlanjut yang dipicu oleh penguatan dolar Amerika Serikat serta adanya rencana Iran untuk kembali meningkatkan produksi.

Di New York, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober ditutup turun 63 sen menjadi US$ 46,35 per barel. Di Intercontinental Exchange, London, North Brent Sea untuk pengiriman Oktober juga turun 89 sen menjadi US$ 48,37 per barel pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB).

Republik Islam News Agency Iran melaporkan, Selasa, Menteri Minyak Iran Bijan Zangeneh mengatakan negaranya berencana untuk meningkatkan produksi untuk mendapatkan kembali pasar yang hilang ketika berada di bawah sanksi internasional.

Iran telah berjuang untuk meningkatkan produksi di atas empat juta barel per hari sejak pencabutan sanksi internasional awal tahun ini. Saat ini Iran memproduksi 3,8 juta barel per hari.

Rencana Iran serta kondisi nilai tukar dolar AS telah membuat langkah OPEC untuk melakukan pertemuan dengan mengundang Rusia sepertinya tidak memberikan kontribusi berarti dalam meningkatkan harga minyak dunia. Padahal sebelumnya  ada harapan bahwa Rusia dan OPEC setuju untuk membatasi produksi saat pertemuan di Aljazair pada 26-28 September 2016.

“Pernyataan Iran dan nilai dolar AS yang mendorong pasar. Saya pikir kita menanggapi dolar lebih tinggi, selain pernyataan dari Iran bahwa mereka tidak mungkin untuk membekukan produksi,” katanya Bart Melek, Kepala Strategi komoditas di TD Securities.(RI)