JAKARTA- Sektor energi di Indonesia, khususnya panas bumi, masih menjadi tujuan investasi menarik bagi investor dari Amerika Serikat. Hal itu dibuktikan dengan adanya kesepakatan bisnis antara PT PLN (Persero) dan Halliburton dalam pengembangan wilayah kerja panas bumi PLN di Tulehu, Ambon serta menyusun strategi jangka panjang untuk pengembangan Panas Bumi di Indonesia.

“Ini juga menjadi bukti bahwa investasi di sektor energi baru terbarukan diminati investor,” ujar Ignasius Jonan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.

Investasi di bidang energi baru terbarukan pada 2017 ditargetkan meningkat sebesar 13% menjadi US$1,56 miliar dibandingkan tahun ini yang sebesar US$1,37 miliar atau setara Rp21 triliun (kurs Rp 13.500 per dolar AS).

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM investasi energi baru terbarukan pada tahun depan akan lebih tinggi US$190 juta dibandingkan tahun ini.
Jospeh R Donovan, Duta Besar AS untuk Indonesia, mengatakan kerja sama tersebut menunjukkan komitmen AS meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi.

Dari data Investment Outlook Survei 2017 di laman resmi American Chamber Indonesia, 72% responden menilai keuntungan perusahaan akan meningkat di tahun ini, 18% menilai sama saja, 8% menganggap keuntungan justru menurun dan 2% lainnya menilai tak tahu.

Dari aspek kepuasan lingkungan bisnis, Indonesia masih butuh meningkatkan beberapa aspek seperti infrastruktur, regulasi, insentif bisnis, struktur pajak, kepabeanan, sokap proteksionis dan ketersediaan tenaga kerja lokal terlatih. Pasalnya, aspek tersebut memiliki tingkat kepuasan rendah yakni berkisar 3% hingga 8%.

“Kerja sama ini menunjukkan komitmen AS dalam meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi serta meningkatkan posisi AS di Indonesia dalam bidang ekonomi,” katanya. (DR)