JAKARTA – Perkembangan sektor energi, khususnya minyak dan gas (migas) diperkirakan akan bergeser dan tidak lagi berfokus pada sektor hulu atau upstream,  namun justru akan lebih berkembang dari sisi midstream dan downstream atau sisi hilir.
Spencer Dale, Ketua Tim Ahli Ekonomi BP, mengungkapkan tren kedepan sektor hilir lebih menjanjikan dibanding hulu. Selain risiko usaha lebih kecil, permintaan akan energi cenderung menunjukkan tren peningkatan.
“Permintaan akan energi akan meningkat secara signifikan kedepan. Kami lihat ada kesempatan lebih bagus untuk berinvestasi dari sisi midstream dan downstream,” kata Spencer dalam paparannya dalam seminar Global Energy Markets di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kamis (14/9).
Menurut Spencer, para investor menganggap pergeseran pola bisnis di sektor energi Indonesia, terjadi salah satunya disebabkan oleh jumlah penduduk Indonesia yang terus tumbuh dibarengi dengan pertumubuhan ekonomi. Kondisi tersebut tentu membuat konsumsi energi juga terus terjadi.
Sektor hulu menjadi dinomorduakan karena persaingan terlalu ketat. Indonesia saat ini tengah berupaya keras untuk membuat iklim investasi menjadi lebih menarik di mata investor. Namun hal itu juga tidak hanya dilakukan Indonesia tapi juga di negara lain.
“Indonesia punya populasi penduduk yang besar, tingkat kesejahteraan juga diayakini akan meningkat. Itu faktor sangat menarik membuat potensi investasi di hilir sangat besar,” ungkap dia.
Data yang dimiliki BP memproyeksikan pertumbuhan konsumsi energi masih cukup stabil dan berada di kisaran 5,9%. Hal itu diyakini juga akan mempengaruhi permintaan akan migas oleh masyarakat terlebih minyak.
Hingga saat ini saja total hanya sekitar 54,6% konsumsi minyak nasional yang mampu dipenuhi dari produksi minyak dalam negeri dan sisanya harus melalui impor.
Spencer menegaskan bahwa pergeseran pola bisnis tersebut tidak akan terjadi dalam waktu dekat dan baru akan terasa perubahannya pada 5-15 tahun yang akan datang.
BP, kata dia, telah mempersiapkan hal itu dengan mulai menginisiasi membuka bisnis hilir di Indonesia.
“KIta sudah memulai itu (bisnis hilir) dengan memulai bisnis untuk penjualan BBM dan baham bakar pesawat,” tandas
Spencer.(RI)