JAKARTA – Pemerintah terus mendorong adanya peningkatan investasi di sektor migas tidak hanya di sektor hulu namun juga di sektor hilir, terutama dalam bentuk refinery atau kilang penyimpanan minyak. Salah satu perusahaan yang didorong untuk membangun kilang adalah Exxonmobil.
“Saya bilang ke Exxon, mau tidak bikin revenery di Indonesia,” kata Ignasius Jonan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) saat memaparkan hasil kunjungan ke Amerika Serikat beberapa waktu lalu, Selasa (1/8).
Jonan menjanjikan jika Exxon berminat membangun kilang pemerintah akan memberikan berbagai kemudahan, termasuk dengan memberikan izin memperluas lini usaha di sektor hulu ke hilir, seperti membangun Stasiun Pengisian Bahanbakar Umum (SPBU).
“Kalau mau saya kasih izin sekalian bikin pom bensinnya,” tukas dia.
Pihak Exxon kata Jonan menyabut positif tawaran ersebut. Namun tidak langsung mengiyakan. Sebagai perusahaan migas besar wajar jika Exxon menimbang segala sesuatu dan memerlukan wakru cukup lama. Apalagi lini bisnis Exxon tersebar luas di berbagai wilayah.
Pemerintah saat ini memerlukan ketersediaan kilang minyak untuk bisa kurangi impor. Praktis baru ada dua kilang baru yang sedang dibangun PT Pertamina (Persero), itupun masih belum memasuki tahapan konstruksi, yakni kilang Tuban dan Bontang.
Regulasi khusus yang memberikan lampu hijau bagi pelaku usaha swasta untuk bisa membangun kilang yakni Peraturan Menteri ESDM Nomor 35 Tahun 2016 tentang pelaksanaan pembangunan kilang minyak dalam negeri oleh badan usaha swasta telah diterbitkan.
Hasil produksi kilang minyak swasta diutamakan untuk memenuhi kebutuhan BBM di dalam negeri, dan bisa dijual langsung dengan membangun SPBU untuk disalurkan kepada pengguna akhir.(RI)