TIMIKA – PT Freeport Indonesia (PT FI) saat ini sedang menunggu keputusan kepastian perpanjangan kontrak. Investasi dalam skala besar yang sedang dan akan mereka tanamkan terutama dalam underground mining memerlukan kepastian perpanjangan. Menurut Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said saat ditemui dalam perjalanan ke LNG Tangguh, Minggu (20/9), sangat sulit bagi investor yang ingin menanamkan investasinya miliaran dolar AS jika tidak ada kepastian dan jangka panjang.

“Saya sering menyatakan diberbagai forum internal maupun eksternal , di pemerintahan maupun di DPR saya kira semua orang memahami seseorang yang mau investasi miliaran dolar itu kalau tidak diberi kepastian dan jangka panjang itu sulit,” ujar Sudirman.

Dia menambahkan saat ini pemerintah sedang mencari cara agar keputusan segera dapat diambil namun tidak ada peraturan yang dilanggar. Keputusan tersebut kemudian secara aspek sosial politik juga diterima oleh masyarakat. “Saya simpati dan empati pada Freeport karena terlanjur menjadi obyek dari spekulasi yang menurut saya banyak yang ketidakmengertiannya, nah yang paling dibutuhkan dan ditunggu mereka adalah keputusan mengenai investasi tersebut yang saat ini kita belum ambil keputusan karena masih terkendala Peraturan Pemerintah (PP)-nya tidak memungkinkan,” katanya.

Saat ini pemerintah sedang berupaya dengan segala cara untuk menarik investasi, disisi lainnya yang sedang berinvestasi seperti PT Freeport tidak didukung. “Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo juga sudan bolak-balik mengatakan, secara prinsip kita ingin investasi yang sudah ada disitu diteruskan dan dilanjutkan. Freeport bukan merupakan pengecualian, Freeport juga harus didukung supaya operasinya berlanjut,” ungkap Sudirman.

Kunjungi LNG Tangguh
Setelah mengunjungi dan melihat secara langsung kegiatan penambangan dan produksi PT Freeport Indonesia, Sudirman Said melanjutkan kunjungan kerjanya ke PT LNG Tangguh di Teluk Bintuni. Dalam pemaparanya, pihak LNG Tangguh menyatakan, dampak positif yang dirasakan masyarakat sekitar perusahaan ditujukan dengan beberapa faktor antara lain, kesehatan, pendidikan, infrastruktur dan hubungan masyarakat. Dibidang kesehatan, LNG Tangguh membantu menurunkan prevelensi malaria dikampung-kampung sekitar LNG Tangguh dari 23% pada tahun 2000 menjadi 0,26% pada tahun 2014. Tingkat kematian akibat diare juga menurun menjadi 1,4% dari sebelumnya 4,7% pada tahun 2006.

Di bidang infrastruktur, LNG Tangguh bekerjasama dengan PLN memberikan dukungan pengadaan listrik bagi Kabupaten Teluk Bintuni sebesar 4 MW dan memberikan bantuan untuk pengembangan layanan kesehatan RSUD di Teluk Bintuni termasuk memberikan layanan pemeriksaan kesehatan.

Bidang Pendidikan, LNG Tangguh memberikan dukungan bantuan pendidikan, pelatihan, magang dan pengembangan sekolah model SMP dan SMA Terpadu di Tanah Merah Baru bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dan Yayasan Poetra Sampoerna.

Saat ini di PT LNG Tangguh terdapat 1.369 orang atau 51,9% pegawai asli Papua dan mentargetkannya pada tahun 2029 terdapat sebanyak 85% pegawai asli Papua. 74 orang pegawai bekerja ditingkat supervisor/manager dan 219 orang pegawai bekerja di proyek-proyek khusus untuk LNG Tangguh.

Menteri ESDM mengapresiasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan LNG Tangguh yang memberi manfaat bagi masyarakat sekitar perusahaan, karena menurut Menteri, keberlanjutan sebuah perusahaan tergantung dengan penerimaan masyarakat sekitarnya bukan penjagaan TNI atau Polri. “Saya juga mengapresiasi peran perusahaan dalam penurunan penyakit malaria dan menghapus buta hurup serta menaikkan tarap pendidikan,” ujar Sudirman.

Dia menambahkan, “Saya yakin dalam tahun tahun mendatang perusahaan akan melakukan lompatan yang besar walaupun tanpa banyak intervensi dari Pemerintah, tapi yang penting adalah bagaimana perusahaan dapat diterima masyarakat sekitar apalagi perusahaan. Ini lokasinya kan di lokasi yang terisolir sehingga harus mampu diterima masyarakat dan yang penting pula perusahaan harus bisa mampu menjaga keragaman masyarakat”. (DD)