JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menegaskan komitmen untuk mencegah penurunan produksi di Blok Mahakam, Kutai, Kalimantan Timur dengan melakukan investasi lebih awal pada 2017 sebelum kontrak PT Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation berakhir pada Desember 2017.

Wianda Pusponegoro, Vice President Corporate Communication Pertamina, menyatakan saat ini keputusan tidak hanya berada di operator existing melainkan juga dibutuhkan adanya dukungan pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) agar Pertamina bisa melakukan berbagai tindakan untuk bisa memastikan stabilitas produksi Blok Mahakam.

“Kementerian ESDM yang menentukan, saya yakin pemerintah visinya sama dengan Pertamina yakni produksi stabil di 2018,” kata Wianda kepada Dunia Energi, Jumat (29/7).

Menurut Wianda, apa yang dilakukan Pertamina adalah upaya untuk menjamin transfer Blok Mahakam dapat berjalan dengan lebih baik, yang ditunjukkan dengan angka produksi tetap optimum. Pertamina membutuhkan kepastian agar produksi tidak turun karena Blok Mahakam nantinya akan menjadi salah satu tulang punggung produksi migas nasional dengan kapasitas produksi kondenssat 60 ribu barel per hari (bph) dan gas 1.700 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

“Karena itu kami sampai melakukan banyak hal. Kami juga sampai persiapkan WP&B (work programe and bugdet). Sebagai operator negara, kami harus mempunyai kepastian produksi tetap optimal karena produksi disana kan juga untuk buat nasional,” tegas Wianda.

Dwi Soetjipto, Direktur Utama Petamina, menyatakan berbagai langkah sudah dilakukan oleh Pertamina untuk bisa meyakinkan operator existing agar bisa mengzinkan Pertamina bertindak lebih awal. Bahkan Pertamina, juga siap jika izin investasi diberikan pada kuartal II.Pertamina siap untuk melakuakn investasi di Mahakan dari berbagai aspek, termasuk menyiapkan dana sama seperti investasi yang dialokasikan Total US$2,5 miliar.

“Jika diizinkan, kita akan masuk.Jika memang secara legal masih berada di mereka, kita minta mereka laksanakan on behalf of Pertamina” kata Dwi.(RI)