JAKARTA – PT Intraco Penta Tbk (INTA) melalui anak usahanya, PT Inta Daya Perkasa menargetkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 2×100 megawatt (MW) di Bengkulu beroperasi 2020.

“Pembangunan telah dimulai sejak 2016, sudah dapat pendanaan US$ 270 juta dari ICBC dan Export Import Bank of China,” kata Fred L Manibog, Direktur Intraco Penta di Jakarta, Senin (7/8).

Inta Daya Perkasa bersama Power Construction Corporation of China tergabung dalam perusahaan konsorsium PT Tenaga Listrik Bengkulu (TLB) untuk mengembangkan PLTU Bengkulu.

Fred menambahkan, dengan beroperasinya PLTU Bengkulu, Intraco berpotensi mendapatkan guaranteed revenues yang recurring selama 25 tahun sebesar US$ 2,46 miliar sesuai porsi kepemilikan di pembangkit listrik tersebut.
Selama periode enam bulan pertama 2017, Intraco mencatat kenaikan penjualan alat berat/konstruksi sebesar 52% dari Rp 477,9 miliar pada semester I 2016 menjadi Rp 726,7 miliar di akhir Juni 2017. Jasa pertambangan juga membukukan peningkatan sebesar 61% dari Rp 120,6 miliar menjadi Rp 194,4 miliar di semester I 2017.
“Sejak setahun terakhir harga komoditas, khususnya batu bara mengalami peningkatan. Kondisi ini mendorong tingginya permintaan akan alat berat/konstruksi dari sektor pertambangan,” ungkap Fred.
Di akhir Juni 2016 portfolio usaha di bidang ketenagalistrikan bertambah dengan selesainya proses akuisisi saham PT Petra Unggul Sejahtera (PUS) sebesar 30% dengan nilai sekitar Rp 337,5 miliar.
PUS adalah pemegang saham PT TJK Power, selaku perusahaan penyedia tenaga listrik swasta berbahan bakar batu bara berkapasitas 2×55 MW di Batam.
“Kami berharap pada akhir 2017 bisa mencapai pertumbuhan pendapatan sekitar 20% dari pencapaian sebesar Rp 1,51 triliun pada akhir 2016, dimana pendorong utama masih dari lini usaha alat berat/konstruksi selain akan ada tambahan pendapatan dari lini bisnis ketenagalistrikan,” tandas Fred.(RA)