JAKARTA – PT Intraco Penta Tbk (INTA) menargetkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bengkulu berkapasitas 2×100 megawatt (MW) tuntas pada akhir 2019. Pembangunan dan pengoperasian PLTU dilakukan PT Tenaga Listrik Bengkulu, perusahaan joint venture antara Intraco melalui anak usahanya, PT Inti Daya Perkasa yang memiliki 30% saham dan Sinohydro Hong Kong (Holding) Limited, anak usaha Power Construction Corporation of China, yang menguasai 70% saham.

“Kami berharap dampak ekonomi dari PLTU ini berlanjut ke sektor ekonomi lain di Bengkulu. Ini bagian dari visi INTA dalam mengembangkan ekonomi masyarakat lokal di Indonesia,” ujar Petrus Halim, Presiden Direktur Intraco Penta yang juga menjabat Komisaris Utama Tenaga Listrik Bengkulu dalam keterangan tertulisnya, Senin (18/4).

Pembangunan PLTU Bengkulu diperkirakan menelan dana sebesar US$360 juta. Sebanyak 75% atau US$270 juta dana investasi berasal dari pinjaman bank asing dan bank lokal, sedangkan sisanya dari ekuitas

PLTU yang berlokasi di lahan milik PT Pelabuhan Indonesia (Persero) II itu berada di Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu.

Pada Senin, (18/4) TLB menandatangani nota kesepahaman bersama (MoU) dengan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC untuk memulai kerja sama dalam pembangunan dan pengoperasian pembangkit listrik serta fasilitas pendukung lainnya di Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu.

Kerja sama dengan IPC mencakup pemanfaatan lahan untuk membangun PLTU dan fasilitas penunjang lainnya, kerja sama pengawasan pembangunan dan pengoperasian fasilitas pelabuhan bongkar muat batubara, serta kerjasama pelaksanaan pekerjaan bongkar muat batubara untuk memasok PLTU.(AT)