JAKARTA – Penggabungan  PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) ke dalam PT Pertamina (Persero) dinilai akan menciptakan dampak positif bagi kedua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut dan pengembangan infrastruktur gas. Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif Reforminer Insutitute, mengatakan hal yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi aset-aset kedua perusahaan yang bisa  disinergikan dalam jangka pendek.

“Secara konsep memang holding akan meningkatkan efisiensi dan kinerja perusahaan Hal itu dengan catatan tahapan teknis dan non teknis dapat dilewati dengan baik,” ujar Komaidi, Selasa (7/6).

Kementerian BUMN menargetkan pembentukan holding BUMN energi dengan menggabungkan Perusahaan Gas Negara (PGN) ke dalam Pertamina bisa dituntaskan pada tahun ini. Kementerian BUMN telah memutuskan menjadikan Pertamina sebagai induk usaha (holding) badan usaha milik negara di sektor energi. PGN, yang 57% sahamnya dikuasai negara, akan menjadi salah satu anak usaha holding BUMN energi tersebut.

Sujatmiko, Kepala Komunikasi Publik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan penggabungan PGN ke Pertamina membuat lebih efisien, sehingga infrastruktur yang ada bisa digunakan bersama.“Artinya tadinya terpisah menjadi menyatu dan praktis untuk pengaturan berikutnya,” kata dia Selasa.

Menurut Sujatmiko, karena lebih efisien nantinya semua akan dapat keuntungan baik pemerintah, pelaksananya atau distribusinya dan sudah pasti konsumennya. “Karena semakin efisien, harga juga akan semakin baik,” tegas Sujatmiko.

Pertamina Gas (Pertagas) pada tahun ini menargetkan menambahkan pipa transmisi open acces sepanjang 400 kilometer (km). Saat ini, perseroan memiliki jaringan pipa transmisi open access terpanjang di Indonesia, yaitu 2.200 km. Dengan sistem open access, semua jaringan pipa perseroan bisa digunakan oleh siapa pun.

Sementara itu, PGN hingga saat ini mengklaim telah membangun pipa gas sepanjang 825 km selama setahun terakhir. Pipa gas tersebut terdiri dari pipa transmisi open access dan pipa distribusi gas bumi. Jika pada akhir 2014 panjangnya sudah 6.161 km maka total panjang pipa gas bumi yang dimiliki PGN saat ini mencapai 6.989 km.

Wianda Pusponegoro, Vice President Corporate Communication Pertamina, mengatakan mekanisme penggabungan PGN ke Pertamina hingga saat ini masih dalam proses diskusi. Sambil peraturan pemerintah terkait penggabungan tersebut, Pertamina akan memastikan dari sisi operasionalnya.

Dia mengungkapkan saat ini ada tim gabungan, yang terdiri dari PGN, Pertamina dan ada juga Pertamina Gas yang melakukan pemetaan lokasi pipa-pipa infrastruktur, baik transmisi maupun distribusi yang ada.“Jadi kita memastikan, jika memang benar-benar sudah berlaku hal tersebut, ini bisa berjalan lancar. Nah nanti bentuknya seperti apa, nanti kita lihat setelah proses yang selanjutnya,” katanya.(RA/RI)