JAKARTA – Integrasi dan sinergi antar perusahaan di sektor energi yang memiliki lini bisnis yang tidak jauh berbeda sudah sewajarnya direalisasikan. Apalagi jika hal itu dilakukan untuk tata kelola yang lebih baik.

“Holding itu keputusan di pemegang saham, tetapi saya kira energi ini harus terintegrasi. Alangkah baiknya jika secara bisnis terintegrasi, jadi fokusnya lebih panjang,” kata Elia Massa Manik, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) menanggapi rencana pembentukan induk usaha (holding) BUMN minyak dan gas yang menggabungkan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk ke dalam Pertamina.

Pemerintah saat ini masih belum merampungkan regulasi tambahan setelah Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2016 tentang Penatausahaan Modal Negara pada BUMN dan Perseroan Terbatas ditandatangani Presiden Joko Widodo. Pemerintah masih membutuhkan satu regulasi baru lagi untuk membentuk holding BUMN, berupa Peraturan Pemerintah (PP) Holding.

Menurut Elia, integrasi antar perusahaan akan mempermudah melakukan penataan kelola bisnis. Karena integrasi dalam sektor energi sangatlah penting yang melibatkan serta berhubungan langsung dengan kepentingan masyarakat. Pembagian fokus, baik dalam pengembangan maupun pengawasan bisnis pun akan lebih mudah terwujud.

“Misalnya ke pelayanan komoditi domestik atau masyarakat, kemudian satu lagi bisa fokus ke arah industri. Yang jelas kita bisa bersinergi dalam berinvestasi,” tegas dia.

Elia menambahkan adanya sinergi dan tata kelola bisnis yang berawal dari integrasi antar lini bisnis maka otomatis efisiensi akan bisa terwujud dalam setiap kegiatan bisnis holding migas ke depannya. “Kalau terintegrasi jadi bisa lebih efisien dari sisi investasi,” tandasnya.(RI)