JAKARTA – Pemerintah mengakui dalam kondisi sektor minyak dan gas migas dunia yang tidak menentu seperti saat ini diperlukan beberapa langkah, termasuk beberapa skenario. Salah satu yang dalam pembahasan adalah pemberian insentif.

“Sedang dicari berbagai skenario, kemungkinan-kemungkinan untuk percepatan pengembangan. Secara keseluruhan hulu memang dalam tekanan berat, karena itu perlu dilakukan terobosan-terobosan,” kata Sudirman Said, Menteri ESDM di Jakarta, Jumat (15/7).

Sudirman mengungkapkan untuk bisa menjalankan program insentiftersebut pemerintah tidak akan memberikan perlakuan khusus terhadap salah satu proyek tapi harus bisa dirasakan manfaatnya oleh seluruh industri hulu secara keseluruhan. “Aturan keseluruhan sedang ditata untuk menggairahkan hulu. Ini kaitannya untuk hulu keseluruhan, tidak berlaku khusus bagi blok-blok di Natuna,” tukasnya.

M.I Zikrullah, Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas), menegaskan beberapa terobosan yang bisa menjadi pilihan pemerintah untuk dilakukan di antaranya seperti dari sisi kebijakan fiskal ataupun sliding scale.

“Ini opsi untuk accelerate sehingga investor berminat bisa segera realisasikan proyeknya,” katanya.

Percepatan pembangunan sektor migas di Blok Natuna belakangan memang menjadi salah satu fokus pemerintah. Hingga saat ini produksi migas di tujuh Blok Natuna yang sudah di eksploitasi juga terbilang cukup besar yakni sebesar 25.447 BOPD untuk minyak dan kondensat. Selain itu, Natuna juga memproduksi gas sebesar 489,21 MMSCFD.(RI)