JAKARTA – Pemerintah mempertimbangkan untuk memberikan insentif bagi Inpex Corporation dalam pengelolaan Blok Masela. Meskipun insentif diberikan, porsi negara tidak akan berkurang.

“Bilamana merasa diperlukan, ya katakanlah bagian pemerintah berkurang, tapi total value negara kan  bertambah” kata Sujatmiko, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di sela-sela peluncuran World Energy Outlook 2016 di Jakarta, Selasa (19/7).

Sujatmiko menegaskan hingga saat ini keputusan pemerintah mengenai revisi permintaan insentif bagi hasil (split) dalam revisi plan of development (PoD) Blok Masela belum diputuskan dan dalam pembahasan, termasuk opsi untuk memberikan split. “Semua masih dibahas. Yang jelas pemerintah siap mengevaluasi, misal split itu,” ungkapnya.

Pemerintah kata Sujatmiko tidak mau terburu-buru dalam memutuskan pemberian insentif bagi Masela, karena masih juga harus dibahas bersama dengan kontraktor untuk mengatur kebijakan apa yang diperlukan dan mengungtungkan bagi semua pihak terutama negara.

“Jadi nanti akan dibahas bersama Inpex. Mereka usulkan apa saja yang bisa diterima, kita akan atur dengan policy-nya seperti apa, setelah fix baru diumumkan. Jadi intinya kita bisa kasih insentif agar tetap atraktif” tandas Sujatmiko.

Inpex sebelumnya meminta insentif split lebih setelah rencana pengembangan kilang blok Masela diubah dari skema offshore (kilang di lepas pantai) menjadi skema onshore atau pipanisasi di jalur darat. Inpex disebut meminta insentif split untuk kontraktor menjadi 50%-60%.(RI)