JAKARTA – PT Pertamina (Persero) sebagai operator Blok Mahakam pasca 2017, berpotensi mendapatkan pendamping setelah salah satu kontraktor saat ini, yaitu Inpex Corporation menyatakan tetap berminat melanjutkan partisipasi dalam pengelolaan blok migas terbesar itu.

Tunggal, Direktur Hulu Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM menyatakan Inpex tengah mengkaji kemungkinan untuk bisa ikut dalam share down yang ditawarkan oleh Pertamina untuk bisa bersama mengelola blok Mahakam.

Pihak Inpex meminta kepada pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian ESDM untuk bisa memfasilitasi pembicaraan dengan Pertamina. Pasalnya, keikutsertaan Inpex tidak hanya sekadar kesepakatan business to business antar kedua perusahaan.

“Dia (Inpex) itu masih interest kalau bisa masih ikut share down itu. Diskusinya itu kan sama Pertamina. Mereka mohon dapat difasilitasi. Prinsipnya dia menyatakan bahwa kami masih interest, bukan hanya bisnis to bisnis tapi juga hubungan negara kan antara Jepang dan Indonesia” kata Tunggal.

Pengelolaan Blok Mahakam oleh Total E&P Indonesie dan Inpex dimulai sejak 1968 dengan pembagian hak partisipasi sebesar masing-masing 50%. Setelah masa kontrak habis pada akhir 2017, pemerintah telah menyerahkan 100% hak partisipasi Blok Mahakam ke Pertamina.

Pertamina bisa memberi hak partisipasi minoritas dengan nilai maksimal 30% kepada Total dan Inpex sesuai dengan syarat dan ketentuan pengelolaan Wilayah Kerja (WK) Mahakam pasca 2017

Pemerintah sendiri sudah memeberikan lampu hijau kepada Pertamina untuk bisa berinvestasi lebih awak yakni di tahun 2017 untuk bisa menekan penurunan produksi secara signifikan yang diperkirakan terjadi jika tidak ada investasi di Blok Mahakam.

Menurut Tunggal, sebagai perusahaan internasional yang berpengalaman, Inpex masih melihat potensi yang baik di Mahakam, karena itu mereka masih tertarik untuk bisa terus mendapatkan bagian di Mahakam. “Inpex dimana-mana masuk. Di Masela juga. Mereka kan dimana-mana juga pegang share meskipun bukan operator,” tandas dia.(RI)