JAKARTA – Inpex Corporation, operator blok Masela telah memulai tahapan atau proses pengelolaan Pre Front End Engineering Design (Pre FEED), sebelum menyodorkan revisi rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) kepada pemerintah.

Inpex, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (3/4), menyatakan sudah siap melakukan Pre FEED yang dibutuhkan untuk mendapatkan detail terkait rencana pengembangan. Hal ini guna mencapai efisiensi dan keekonomian proyek yang diinginkan oleh perusahaan dan pemerintah Indonesia.

Nantinya detail dalam Pre FEED akan menjadi bahan untuk melakukan Front End Engineering (FEED) dan kemudian hasilnya digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan berapa besar dana yang akan digelontorkan oleh perusahaan atau Final Invesment Decision (FID).

Djoko Siswanto, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sebelumnya pernah mengungkapkan Inpex pernah menyampaikan target penyerahan revisi PoD pada November mendatang.

“Juni selesai (Pre FEED), November pengajuan PoD-nya,” ungkap Djoko beberapa waktu lalu.

Pada September 2015, Inpex mengajukan revisi PoD yang isinya terdapat peningkatan kapasitas produksi lebih besar dari 7,5 metrik ton per annum (MTPA) LNG. Kemelut sempat terjadi karena ada usulan untuk mengubah skema pengembangan dari semula dilakukan melalui pengembangan di laut menjadi di darat.

Akhirnya pada April pemerintah Indonesia memutuskan bahwa skema pengembangan blok Masela harus membangun fasilitas di darat. Artinya Inpex harus kembali mengubah perencanaan pembangunan fasilitas pengembangannya.

Perusahaan menyanggupi permintaan perubahan skema tersebut namun dengan catatan kapasitas LNG meningkat menjadi 9,5 MTPA. Jumlah tersebut dinilai lebih sesuai dengan nilai keekonomian yang diharapkan oleh perusahaan.

Pemerintah akhirnya memberikan persetujuan kepada Inpex untuk melakukan kajian pembangunan fasilitas dengan kapasitas 9,5 MTPA LNG dan 150 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) gas pipa. Padahal sebelumnya pemerintah bersikeras agar LNG yang diproduksikan sebesar 7,5 MTPA dan gas pipa sebesar 474 MMSCFD.(RI)