JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menargetkan bisa meningkatkan kapasitas produksi minyak dan gas bumi hingga 1,9 juta barrel oil equivalent per day (BOEPD) hingga 2025. Saat ini produksi migas Pertamina mencapai 660 ribu BOEPD.

“Makanya Pertamina harus serius untuk mapping dari mana saja bisa mendapatkan jumlah produksi sebesar itu,” kata Wianda Pusponegoro, Vice President Corporate Communication Pertamina.

20160831_083527

Menurut dia, ada lima poin utama atau sumber untuk mencapai target yang dicanangkan, yakni pemanfaatan sumber migas existing, project development, geothermal, akuisisi blok terminasi serta  gencar melakukan ekspansi dan akuisisi blok migas di luar negeri.

Sektor geothermal atau panas bumi bisa dibilang Pertamina adalah satu-satunya perusahaan yang konsisten dalam pengambangan energi baru terbarukan ini. Sejauh ini perusahaan pelat merah itu sedang intens mengerjakan 11 proyek berbeda di enam lokasi berbeda dengan target sekitar 90 ribu BOEPD.

Cara selanjutnya untuk bisa meningkatkan produksi Pertamina adalah dengan memanfaatkan potensi dari blok terminasi atau yang akan habis masa kontraknya di wilayah Indonesia. Saat ini Pertamina terus melakukan review terhadap berbagai blok yang akan segera berakhir masa kontraknya. Hingga 2025, Pertamina menargetkan bisa mengakuisisi sekitar 30 blok untuk bisa menghasilkan migas dengan kapasitas sebesar 481 ribu BOEPD.

Langkah terakhir adalah aksi ekspansi Pertamina ke berbagai ladang minyak di luar negeri. Hingga saat ini aksi korporasi tersebut berjalan lancar yang ditunjukkan dengan terus meningkatnya jumlah produksi dari lapangan minyak Pertamina di luar negeri yang dikelola PT Pertamina Internasional EP.

Hingga Agustus 2016, PIEP yang beroperasi di tiga negara yakni Malaysia, Irak dan Algeria sudah berhasil memberikan kontribusi migas 120,6 ribu BOEPD dan diproyeksikan akan terus berkembang hingga mencapai target sebesar 474 ribu BOEPD.

“Setelah kita masuk ke blok di luar negeri, ternyata hasil produksinya bagus. Pertumbuhan tinggi, jumlah cadangan besar, seperti di Iran. Ini membuat kita confident untuk akuisisi di overseas,” tandas Wianda.(RI)