JAKARTA– PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), induk usaha (holding) badan usaha milik negara di sektor pertambangan, mencatatkan kinerja positif  dalam produksi dan penjualan mineral tambang sepanjang Januari-Agustus 2018. Dalam Laporan Produksi dan Transaksi Ekspor Inalum per Rabu (12/9), dinyatakan bahwa produksi bauksit yang dilakukan oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), anak usaha Inalum, sebesar 663.455 ton dari proyeksi sepanjang 2018 sebesar 1.169.722 ton. Sementara itu penjualan mencapai 583.711 dari target 1.248.711. Sisa penjualan 665.000 diproyeksikan tercapai pada September-Desember 2018.

Sementara itu, produksi nikel (ore), juga oleh Aneka Tambang, mencapai 3.206.911 dari target 4.684.947 ton. Sisa produksi sebesar 1.478.036 ton akan dipenuhi pada empat bulan ke depan. Adapun penjualan diproyeksikan tahun inimencapai 4.056.527 ton dengan realisasi sebesar 2.489.833 ton pada Januari-Agustus dan sisanya sebesar 1.566.694 ton pada September-Desember 2018.

Untuk batubara, yang diproduksikan oleh PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Inalum memproyeksikan produksi tahun ini 26.247.375 ton. Hingga Agustus 2018, produksi 13.826.70 ton. Sisanya 12.420.672 ton diproyeksikan pada September-Desember 2018. Sementara itu penjualan domestik batubara diperkirakan 13.341.626 ton dengan realisasi sampai Agustus 7.481.150 ton dan sisanya 5.860.476 ton pada September 2018. Penjualan ekspor diproyeksikan 12.141.918 ton dengan realisasi sampai Agustus 7.023.418 ton dan September-Desember diproyesikan 5.118.500 ton. Batubara juga memiliki stok sekitar 4.805.728 ton.

Untuk feronikel, yang diproduksikan Aneka Tambang, sampai Agustus mencapai 17.190 ton dari target 24.650 ton. Sisa 7.460 ton diproyeksikan terealisasi pada September-Desember 2018. Ekspor feronikel diproyeksikan 24.415 ton dan realisasi hingga Agustus mencapai 16.321 ton. Sisa 8.094 ton diproyeksian terealisasi pada September-Desember 2018.

Sementara itu untuk aluminium, yang diproduksikan PT Inalum, sampai Agustus mencapai 161.217 ton, dari target tahun ini 248.426 ton. Penjualan domestik aluminium mencapai 128.044 ton dari target 211.560 ton. Sedangkan ekspor mencapai 10.000 ton dari target 40.000 ton. Inalum memiliki balance stock aliminium 17.599 ton.’

Untuk tin ingot, yang diproduksikan PT Timah Tbk (TINS), Inalum menargetkan produksi 32.638 ton. Realisasi hingga Agustus 18.307 ton. Penjualan domestik mencapai 2.032 ton hingga Agustus dari proyeksi 3.237 ton. Sedangkan ekspor 27.780 ton tahun ini dan realisasi sampai Agustus 16.015 ton.

Adapun produksi emas, yang dikelola Aneka Tambang, mencapa 18,83 ton sampai Agustus dari proyeksi 25,4 ton tahun ini. Penjualan domestik mencapai 10,72 ton dari target 13 ton tahun ini. Sedangkan ekspor mencapai 7,37 ton dari target 2018 sebesar 12,3 ton. Perusahaan juga memiliki balance stock emas 1,08 ton.

Untuk perak, yang juga diproduksikan Aneka Tambang, sepanjang Januari-Agustus mencapai 11,16 ton dari target tahun ini 14,97 ton. Penjualan domestik perak mencapai 8,2 ton dari target tahun ini 15,2 ton. Sedangkan penjualan ekspor sebesar 3 ton sepanjang Januari-Agustus 2018. Adapun balances stock mencapai 8,1 ton.

Inalum memproyeksikan sepanjang tahun ini penjualan ekspor untuk aluminium sebesar US$ 79 juta ton. Aneka Tambang memproyeksikan pendapatan dari bauksit US$ 43 juta ton, nickle (ore) US$ 128 juta ton, feronikel US$ 356 juta ton, emas dan perak US$ 519 juta ton sehingga total US$ 1,046 miliar.

Sementara itu, Bukit Asam, memproyeksikan pendapatan dari batubara sebesar US$ 829 juta ton dengan tujuan ekspor ke negara di Asia Tenggara, China, India, dan Jepang. Adapun Timah, diproyeksikan penjualan ekspor mncapai US$ 563 juta. Tujuan ekspor timah adalah negara di Eropa, AS, Asia, dan Afrika. (EP/DR)